Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menguasai Seni Berbicara via Telpon

4 April 2017   21:59 Diperbarui: 5 April 2017   05:30 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Untuk Menguasai Seni Menelpon,Tidak Harus Tunggu Jadi Pakar Komunikasi

Seperti halnya ketika kita berinterkasi lewat komunikasi tatap muka,berbicara melalui telpon juga ada seninya,ada aturan mainnya,yang patut dijaga dan diperhatikan. Karena banyak sekali kegagalan dalam menjalin hubungan lewat telpon,baik hubungan pribadi,maupun hubungan bisnis, terkandas ,akibat tidak menguasai seni menelpon.

Dalam pembicaraan antar sesama teman atau sesama anggota keluarga,tentu saja irama,nada gaya dan intonansi suara kita, menyesuaikan dengan kebiasaan yang selama ini berlangsung. Bisa jadi  tanpa selamat pagi atau selamat sore,langsung saja kita berbicara:" ee lu jadi mau ikut nggak? Kalau mau gua jemput nih hehehe"

Tapi bila percakapan via telpon adalah merupakan awal untuk menjalin hubungan baik,tentu saja perlakuan,nada dan gayanya akan berbeda total.Sekali kita berbicara ngawur,maka kemungkinan lawan bicara akan menutup telponnya,karena jengkel mendengarkan gaya yang tidak santun.

Apalagi bila pembicaraan via telpon adalah untuk menjaring hubungan bisnis,maka dijamin,tidak akan ada yang mau berbisnis dengan kita,hanya lantaran gaya bicara kita dianggap bukan levelnya.

Dalam penampilan phisik,orang akan menilai kita pada tampilan pertama selama lebih kurang 20 detik.Bila gaya yang dikedepankan adalah gaya slebor atau gaya yang menunjukkan sikap yang tidak mampu menciptakan rasa hormat orang pada diri kita,maka apapun yang akan dibicarakan selanjutnya,tidak akan didengarkan lagi.

Dalam pembicaraan via telpon,karena gaya dan mimik kita tidak terpantau oleh pandangan mata,maka nada suara,kata kata yang diucapkan dan intonansi yang keluar,dalam 20 detik pertama,lawan bicara kita,akan menilai. Apakah diri kita,layak dijadikan menjadi mitra bisnisnya atau tidak.

Jalinan Persahabatan

Setiap orang normal,akan merasa senang bila dihargai. Tidak harus menggunakan kata kata sanjungan ,melainkan cukup dengan kosa kata sederhana,namun diucapkan dengan nada sopan dan ramah."Selamat pagi mas. Apa kabar nih? " Dan setelah selesai berkomunikasi,biasakanlah menutupnya juga dengan kata kata yang santun dan menciptakan rasa senang pada lawan bicara kita. Misalnya:" Baik mas, terima kasih ya,senang sekali kita bisa ngobrol ngobrol. Nanti kita sambung lagi ya".Singkat,padat,namun meninggalkan kesan menyenangkan.Dan kesempatan lain ,bila kita menelpon lagi,maka akan diterima dengan nada ceria .

Membuat Janji via Telpon

Membuat janji via telpon ,harus jelas dan tegas,tapi bukan berarti kasar.Misalnya:"Selamat pagi mbak. Maaf,kalau saya datang ke kantor ,ada waktu untuk ketemu mbak?" Dan setelah mendapatkan kesediaan,maka kita ulangi lagi sebagai konfimasi,untuk menghindari salah persepsi atau salah mengerti."Baik mbak, jadi hari Kamis,tanggal 6 April,saya ke kantor ya.terima kasih ,sampai jumpa"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun