Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menengok Belanja Kebutuhan Dapur di Australia

11 Oktober 2014   04:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:31 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_347019" align="aligncenter" width="491" caption="Salah satu pasar di Fairy Meadow./ft.doc.pri"][/caption]

Menengok  Belanja  Kebutuhan Dapur  di Australia

Pagi ini ,putri kami mengajak saya dan istri untuk berbelanja. “Papa mama ada jadwal pagi ini? Kalau nggak,kita sama sama belanja dapur yaa?”

“Okay” ,jawab kami hampir serentak. Seperti biasa, saya lebih suka nyetir,daripada disuruh duduk santai. Maka mobil mini Toyota Yarris kami,meluncur dengan tenang menuju ke Fairy Meadow,dimana kami suka berbelanja.Sekitar 10 menit berkendara, kami sudah sampai.Agak sulit juga mencari tempat parkir,karena pengunjung nya penuh. Disiniharganya relatif lebih murah,dibandingkan bila berbelanja di Mall.

[caption id="attachment_347020" align="aligncenter" width="553" caption="ft.doc.pri"]

141294694568742725
141294694568742725
[/caption]

Setelah mobil diparkir, kami turun dan putri kami langsung mencari trolley. “Mau borong yaa?” tanya saya menggoda putri saya..”Enggak paa..ini kan untuk perediaan 5 hari. Apalagi ntar malam ada temanyang mau datangdan makan malam bersama”kata putri kami.

Los Buah dan Sayur

Begitu masuk ke tenda, dimana digelar segala macam buah dan sayur sayuran, putri saya sudah langsung memberi aba aba:” Paa..buah melon2 yaa”. “Yup,kata saya ,sambil tangan saya meraih dua buah melon yang menurut saya sudah ranum dan meletakkannya kedalam trolley. Kemudian baru trolley di dorong 2 meteran, kembali suara putri saya terdengar:’ Paa,tolong ambilpisang ambil yang banyak yaa

[caption id="attachment_347021" align="aligncenter" width="553" caption="sebuah mangga 7 dollar/ft,doc.pri"]

1412947080771233329
1412947080771233329
[/caption]

“Yaaa” jawab saya, sambil mata melirik keharga pisang..:”Hmm lumayan” pikir saya…4.70 per kg. berarti sekitar 55 ribu rupiah perkg. Nah,begitulah ,setiap berjalan selangkah, tangan terus bekerja ,mengambil sesuai order dan meletakkannya kedalam trolley yang dikemudikan oleh Lina istri saya. Namun ketika tiba giliran tangan mau mengambil mangga,saya tertegun. Mengucakngucak matadan melihat lebih dekat:’ Waah.. 7 dollar each?”Berarti 77 ribu sebuah mangga?”Tiba tiba saya perut saya rasa mules, melihat harga sebuah mangga 77 ribu rupiah. Tapi kata putri saya,:” Nggak apa apalah paa, kan nggak banyak.. 5 buah cukuplah..”. Dengan tangan lemas,,buah mangga yang beratnya nggak sampai 4 ons itu ,serasa 40 kg.rasanya… karena melihat harganya…

[caption id="attachment_347022" align="aligncenter" width="491" caption="Nenas,35 ribu per buah/docpri "]

14129472092115191643
14129472092115191643
[/caption]

“Paa,nenas ,sudah lama nggak makan nenas..”

“Yaaaa…kata saya dan lagi lagi tertegun:’ Pineaple 3,5 per each” . Sebuah nenas seharga hampir 40 ribu rupiah perbuah.

Serasa lemas saya berjalan,padahal tadi pagi sudah sarapan.. Ternyata makan buah di Indonesia bisa menyehatkan tubuh,tapi makan buah yang sama diAustralia,sungguh sungguh menimbulkan gangguan pencernaan,karena stress melihat harga nya.

[caption id="attachment_347023" align="aligncenter" width="553" caption="Pepaya 55 ribu rupiah perkg./ft,doc,pri"]

14129473891860028165
14129473891860028165
[/caption]

Pembayaran di Kasir

Tiba didepan kasir, satu persatu isi trolley saya keluarkan dan letakkan di meja kasir, hingga 27 item selesai di “tag” oleh gadis yang bertugas sebagai Kasir . Selesai, ia menyebutkan jumlahnya..Agak kaget saya mendengar angka yang disebutkan …makanya saya bertanya:” Sorry….? Maka dengan suara yang dieja,tapi tetap tersenyum manis:” One hundred,ninety seven and 50 cent..”

Kalau sudah berbicara mengenai uang,maka otak orang Indonesia,termasuk saya,tiba tiba jadi cerdas..tanpa kalkulator sudah bisa mengkalkulasikan dalam rupiah,sekitar 2,2 juta rupiah.Ini untuk keperluan selamaseminggu.

[caption id="attachment_347026" align="aligncenter" width="553" caption="kelapa 30 ribu perbutir :ft,docpri"]

14129503021249768005
14129503021249768005
[/caption]

Kupas Mangga

Tiba dirumah, barang barang belanjaan ,sebagian dimasukkan kedalam kulkas dan sebagian lagi disiapkan untuk dimasak. Lagi lagi putri kami ,yang sejak dulu manja ,hingga kini sudah punya anak dua dan sudah di smp,masih seperti dulu:”Paa…boleh tolong kupaskan mangga?’

Nah,mana tega saya menolak permintaaan putri kami .

OrangAutralia tidak tahu bagaimana mengupas mangga.Sungguh. Mangga mereka potong potong bersama kulitnya dan kemudian dicomot sepotong demi sepotong. Saya membantu mengupaskan mangga untuk istri dan putri saya

“Terima kasih ya paa’,makanlah paa .manis lho..kata putri kami,sambil menikmati mangga 7 dollar.Saya jawab dengan kalm:” Terima kasih..tiba tiba perut papa jadi mules nih….”

Bahan Makanan  Sederhana

Barang belanjaan yang disebutkan diatas, kalau untuk di Indonesia adalah konsumsi untuk masyarakat menengah kebawah. Barang belajaaan terdiri antara lain: Pisang,mangga. nenas.kentang. kelapa. tomat ,daging sapi, cabe..bawang putih. sayur sayuran ..tidak ada sesuatu yang istimewa. Belanjaan tersebut dimanfaatkan untuk santap siang dan malam ,selama seminggu. Untuk sarapan orang disini biasanya cereal dengan susu

Catatan Penulis

Kami sudah domisili disini selama 10 tahun,pernah berkunjung kebelasan negera di dunia.Gambaran diatas setidaknya menjadi masukan bagi yang belum pernah tinggal diluar negeri,bahwa kalau mau makan enak dan murah adalah diIndonesia.

Mount Saint Thomas, 10 Oktober, 2014

Tjiptadinata Effendi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun