Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Memotret Pasar Murah di Sydney

16 Mei 2015   16:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:55 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_383909" align="aligncenter" width="614" caption="Market City di Sydney/tjiptadinata effendi"][/caption]


Sebagai orang Indonesia yang hidup diluar negeri, ada banyak hal yang perlu disiasati agar bisa betah hidup berlama lama di negeri orang. Diantaranya yang tak terhindarkan adalah urusan perut. Kalau masalah mode pakaian ,sepatu ,tas dan lainnya yang merupakan gaya hidup, tidak akan menjadi beban. Karena kita bisa membawa pakaian sekoper dari Indonesia, yang cukup bisa digunakan selama bertahun tahun. Tanpa harus membelinya diluar negeri. Tapi kalau urusan makanan,mau tak mau kita harus menyesuaikan gaya hidup kita.

Pertama adalah menjaga agar kendati hidup dinegeri orang, tak harus ikuti aturan dan gaya makan orang lain .Misalnya orang di Australia, biasanya sarapan pagi mereka terdiri dari : roti, keju,ham ,sereal dan susu ,serta coklat hangat. Yang kalau dihitung sarapan perorang akan menghabiskan 7 sampai 8 dollar . Ini baru sarapan, belum lagi makan siang diluar atau dikantor,serta kembali makan malam dirumah.

Sebagai orang Indonesia, kita tetap makan mie instant sebungkus atau telur setengah matang dua butir,plus secangkir kopi atau sepiring nasi goreng, yang harganya tak lebih dari 2 dollar. Kopi instant 50 cent+ telur 30 cent perbutir + mie instant perbungkus 50 cent=total 1 dolar 30 cent.Setara dengan Rp.15 ribu rupiah.

[caption id="attachment_383910" align="aligncenter" width="553" caption="halte tram hanya selangkah dari pintu pasar/tjiptadinata effendi"]

14317692291992916575
14317692291992916575
[/caption]

Memilih Tempat Belanja dengan Cermat

Untuk hidup berhemat,sesungguhnya tidak hanya berlaku untuk orang yang dananya pas pasan, tetapi juga untuk orang yang memiliki dana yang bebas ,Karena berhemat dalam arti kata,tidak membuang uang untuk hal hal yang tidak berguna. Atau kalau ada yang menjual harga sekilo apel dengan hanya satu dollar, kenapa harus beli di mall yang harganya 5 dolar? Padahal kualitasnya hampir tidak ada bedanya. Atau daripada membeli satu kilogram kentang dengan harga 4 dolar di super market,mengapa kita tidak beli kentang yang harganya satu kantong ,isi 5 kg, dengan harga yang sama. Hanya bedanya ,yang belakagan ,harus dicuci terlebih dulu, karena masih fresh from the garden

[caption id="attachment_383911" align="aligncenter" width="532" caption="salah satu sudut pasar murah/tjiptadinata effendi"]

14317693211240701698
14317693211240701698
[/caption]

Market City di Sydney

Salah satu tempat belanja yang termasuk paling murah adalah di Market City. Harga barang kebutuhan sehari harian disini, bila dibandingkan dengan berbelanja di supermarket, bisa berbanding 1 :3 ,seperti contoh yang disebutkan diatas. Setidaknya bila kita menghabiskan uang sekitar 150 dolar untuk membeli bahan kebutuhan pokok di Mall,hanya bisa bertahan untuk satu minggu, Tapi bila berbelanja di Market City, dengan jumlah uang yang sama, dapat bertahan hingga dua minggu.

Namun karena jaraknya cukup jauh, maka sekali berbelanja, disiasati untuk keperluan satu bulan. Untuk daging dan ayam bisa masukkan di freezer, sedangkan untuk buahan di lemari pendiingin . Kentang dan bawang ,serta telur, bisa diletakkan didapur ,tanpa kuatir akan rusak.

[caption id="attachment_383912" align="aligncenter" width="560" caption="pasar murah,tanpa ac.tapi bersih ,tanpa becek/tjiptadinata effendi"]

14317694301821710816
14317694301821710816
[/caption]

Lokasi Tanpa AC ,namun Bersih dan Tanpa Becek

Lokasi tempat orang berjualan disini, memang tanpa air condition,namun bersih dan tanpa becek. Setiap kedai, masing masing ada pemiliknya dan boleh tawar menawar. Bila sudah agak sore, biasanya barang barang yang tidak tahan lama, dijual dengan harga obral.

Untuk mendatangi tempat ini,kami gunakan angkutan umum,yakni kereta api dan tram. Karena sudah pernah dengan kendaraan pribadi,namun biaya parkir cukup besar. Untuk kereta api dan tram ,kami berdua membayar harga tiket,pulang pergi sejumlah 5 dolar atau setara dengan Rp.50.000,--

Bila sehabis berbelanja,merasa haus atau lapar, dilantai 3 ada semacam food court, yang harganya bervariasi dan terjangkau. Ada beragam pilihan sesuai selera dan tentunya sesuai dengan dana yang ingin kita belanjakan untuk makan siang. Sedangkan toilet,ada dilantai dasar,maupun dilantai 3 .Semuanya bersih dan free.

[caption id="attachment_383913" align="aligncenter" width="553" caption="barang disini dibandingkan di mall.1:3 /tjiptadinata effendi"]

143176958845742338
143176958845742338
[/caption]

Ketika meninggalkan Market City ini, hanya menyeberang 10 meteran,sudah sampai di halte tram,yang datang setiap 15 menit. Dari tram .kita akan diantarkan langsung sampai ke Stasiun Kereta api.Jadi sekalipun banyak membawa barang belanjaan, tidak masalah ,karena hanya berjalan kaki belasan meter untuk menjangkau transportasi.Baik tram,maupun kereta api untuk kembali ke kota kediaman kita.

Mungkin reportase singkat tentang perjalanan ke Market City ini, dapat menjadi pedoman,bagi yang merencanakan akan tinggal dalam waktu yang cukup lama di New South Wales.

Wollongong, 16 Mei. 2015

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun