Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masa Depan Anak Anak ini Sudah Terbelenggu

13 Mei 2014   07:46 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:34 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_323396" align="aligncenter" width="461" caption="Masa depan kedua anak ini sudah dibelenggu oleh orang tua mereka sendiri: foto doc.pribadi"][/caption]

Masa Depan Anak Anak ini Sudah Terbelenggu

Mengekspoitasi anak dan tega memupus masa depan anak , demi uang sudah bukan sangat sering dipertontonkan dimana saja. Bahkan karena kejadian yang sama selalu berulang ,tanpa ada yang mencegahnya.Maka secara sadar ataupun tidak, pikiran masyarakat ikut tergerus arus kemerosotan dan menerima peristiwa peristiwa tragis ini sebagai sesuatu yang “biasa” dan wajar dalam kehidupan. Maka terjadilah proses penghancuran masa depan anak anak, yang dilakukan terang terangan ,bahkan secara sistimatis.

Memperagakan bayi yang kehausan dan kelaparan“on display”, untuk memancing rasa iba dari yang melihatnya dan tergeraklah hati untuk merogoh dompet dan meletakan selembar uang ,dalamkotak yang sudah disediakan. Dari kejauhan sang manager memperhatikan dengan senang hati, bahwa jerat nya sudah mengena. Dari hasil penistaan bayi ini, terkumpullah sejumlah uang , yang entah digunakan untuk apa.

[caption id="attachment_323471" align="aligncenter" width="512" caption="Melihat ada kesempatan untuk dapat uang, bocah ini tega membiarkan adiknya terjatuh/foto: doc.pribadi"]

13999161331515713678
13999161331515713678
[/caption]

Ini baru salah satucontoh, dari sekian puluh scenario lainnya, bagaimana anak bisa dieksploitasi secara maksimal. Bila kita menyisihkan sedikit waktu kita untuk setidaknya ikut memikirkan, terus siapa yang akan kita tuding sebagai penyebab semuanya ini?

Keadaaan

Orang tua

Pemerintah

Masyarakat

Nasib ?

[caption id="attachment_323472" align="aligncenter" width="512" caption="Anak yang baru berusia 1 tahun, sudah diperkenalkan dengan kekerasan/doc.pri."]

13999163181933571368
13999163181933571368
[/caption]

Memikirkan tanpa berbuat, tidak akan mengubah apapun.

Ikut memikirkan nasib orang lain, nasib bangsa sendiri, nasib sesama manusia, adalah merupakan sebuah langkah awal yang baik. Namun bila hanya berhenti sampai berpikir, tanpa ada suatu tindakan nyata, adalah sebuah kesia siaan belaka.

[caption id="attachment_323473" align="aligncenter" width="300" caption="doc.pribadi"]

139991666798716862
139991666798716862
[/caption]

Sebuah renungan:

A thousands miles of a journey, begin with one step. Sejauh apapun perjalanan yang akan ditempuh, selalu diawali dengan langkah pertama. Dan langkah pertama yang dapat kita lakukan adalah dengan berbuat sesuatu pada diri kita, keluarga kita dan lingkungan kita, agar menghindari mengeksploitasi anak anak dalam bentuk apapun,termasuk dengan alasan seni dan budaya. Biarlah anak anak kita memiliki masa depannya sendiri.

Tuisan kecil ini ,jauh dari maksud menggurui siapapun, Hanya semata suatusentuhan untuk mengingatkan , bahwa anak anak berhak mendapatkan masa depannya .

Cambodia, 12 Mei, 2014

Tjiptadinata Effendi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun