Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mari Kita Hidup Bebas!

28 Januari 2016   10:47 Diperbarui: 28 Januari 2016   11:10 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang ingin menikmati kebebasan dalam hidupnya. Kebebasan untuk memilih jalan hidup yang ingin ditempuhnya. Kebebasan untuk memiliki ide ide yang menurutnya paling sesuai dengan alur impiannya. Dan  tidak ada  kekuatan apapun didunia ini yang bisa membelenggu ide dan keyakinan seseorang.

Namun anehnya, cukup banyak orang yang menciptakan penjara dan membelenggu dirinya sendiri,dengan membiarkan pikiran pikiran negative tumbuh dan berkembang,serta menguasai jiwanya. Jiwa yang terbelenggu, akan secara serta merta membelenggu phisiknya.

Terbelenggu oleh Zona Keamanan/ Kenyamanan

Hanya merasa aman,kalau berada di:

  • rumah sendiri
  • tempat kerja.
  • antara anggota keluarga
  •  lingkungan para sahabat
  •  komunitas orang seiman
  • diantara orang se suku

Diluar lingkungan ini,merasa tidak nyaman dan tidak aman. Kondisi ini menyebabkan hidupnya akan berlangsung secar monoton,Dari rumah ketempat pekerjaan dan bergaul dalam lingkungan sangat terbatas,Tak seorangpun memaksanya melakukan hal ini, namun ia sendiri,yang menciptakan belenggu ,serta mengurung dirinya ,Orang yang menciptakan penjara untuk diri sendiri,tidak bisa ditolong oleh orang lain,kecuali ia sendiri

Proses Terciptanya Penjara Diri:

Penjara diciptakan oleh pikiran pikiran yang negative.:

  • diluar tidak aman
  • banyak bahaya
  • saya tidak kenal mereka
  • jangan jangan mereka tidak suka pada saya
  • saya beda dengan mereka
  • mengapa harus berbaur dengan mereka
  • Untuk Apa Ambil Resiko?

Saya sudah aman disini,kenapa harus keluar? Diluar lingkungan saya tidak kenal siapa siapa .bisa bisa saja saya dalam bahaya. Dengan begini saya sudah bisa hidup dan menghidupkan keluaraga, Buat apa ambil resiko?. Yang penting ada tempat berteduh dan cukup makan, mau apalagi?

Memilih Jalan Hidup

Setiap orang memiliki hak untuk memilih jalan hidupnya sendiri dan tak seorang pun berhak untuk mencampurinya. Bila orang sudah memutuskan bahwa baginya asal cukup makan saja dan ada tempat berteduh sudah cukup, maka tentu adalah haknya

Tapi bila bagi kita ,:”makan adalah untuk dapat bertahan hidup,tapi kita hidup bukan hanya untuk makan” maka jalan untuk mengubah nasib adalah dengan jalan membebaskan diri kita dari penjara hasil ciptaan sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun