Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Luput dari Maut, Hadirkan Rasa Syukur Mendalam

22 Januari 2016   18:28 Diperbarui: 22 Januari 2016   19:05 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Bus yang kami tumpangi bersama 42 orang penumpang lainnya, siang tadi berjalan santai dari Joondalup train stasiun, menuju ke salah satu restoran di pinggiran kota, untuk hadiri acara makan bersama. Persis di bengkolan menuju ke jalan raya James Street, Pengemudi tiba tiba membanting stir. Sebelum kami sadar apa yang telah terjadi, bus yang khusus membawa para senior citizen untuk makan siang bersama ini,dengan bunyi  yang sangat keras menghantam  pembatas jalan. Badan bus bergoyang keras dan miring. Para penumpang  ,khususnya wanita  menyerit histeris.

Ada yang dua orang penumpang pria mencoba turun, tapi begitu mereka berdiri,badan bis semakin bergoyang dan miring,Pengemudi bis yang adalah seorang wanita, berteriak :” Don’t move!” Keep calm”

Tampaknya sebelah roda depan naik keatas tembok pembatas ,sedangkan yang sebelah kanan mengantung, Saya tengok istri saya yang duduk disamping saya, persis disamping jendela kaca bis…Saya tidak mau mengandai andai. Saya peluk istri saya kuat kuat. Tapi Lina tampak santai saja dan sama sekali tidak panic. Dalam kondisi begini, satu satunya yang dapat saya lakukan adalah berdoa. “Ya Tuhan .selamatkanlah kami semuanya. Amin”

Terhempas Sekali Lagi

Dengan posisi sebelah roda kiri berada diatas batu pembatas jalan dan hanya menyangkut di garden bis, tampak Pengemudi jadi serba salah,,Mau maju berarti sebelah roda lagi harus memanjat tembok dan resiko,kemungkinan besa bis akan terbalik  Saya memperhatikan , Pengemudi sesaat berdiam diri ,untuk memikirkan jalan mana yang terbaik, diambilnya.

Hanya selang beberapa detik, semuanya diam ,menahan nafas dan tiba tiba kembali  badan bis terhempas keras dan menimbulkan bunyi beradunya benda keras. Rupanya  hand brake dan rem kaki, tidak mampu menahan beban, badan bus yang sekian ton ,ditambah dengan berat penumpang yang berjumlah total 45 orang, maka roda kiri yang bertengger diatas batu pembatas jalan tadi, anjlok dan terhempas.

Kembali beberapa jeritan histeris dan kemudian diam. Kami selamat. Memanjatkan rasa syukur yang mendalam Walaupun hanya berlangsung beberapa puluh detik,namun ,telepas dari bahaya , sungguh menghadirkan rasa syukur yang tak habis habisnya dalam hati

Bis Melanjutkan Perjalanan Sampai ke Tujuan

Walaupun bis mengeluarkan suara tidak nyaman, seperti ada yang bergesek, tapi perjalanan tetap dilanjutkan, kendati  berlari lambat lambat. Sepanjang perjalanan, saya menengok ke alam sekitarnya ,seakan berpuluh kali tampak lebih indah dari pada biasanya. Seakan baru saja terjaga dari mimpi buruk.

Akhirnya bis yang membawa kami,tiba dengan selamat di laman restoran Carver, tepatnya disamping Crown Hotel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun