Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Liputan Ziarah ke Makam Pahlawan Nasional Cut Nyak Dhien

22 Desember 2014   03:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:46 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_360975" align="aligncenter" width="391" caption="bersama juru kunci makam Cut Nyak Dhien di Gunung Puyuh/tjiptadinata effendi"][/caption]

Berziarah ke Makam Pahlawan Nasional Cut Nyak Dhien

Sudah cukup lama , ada hasrat hati untuk berziarah ke makam Pahlawan Nasional Cut Nyak Dhien. Namun baru hari ini mendapatkan kesempatan emas tersebut. Ditemani oleh Ir.Bimo Prakoso, seorang dosen dan sekaligus tour guide, saya danistri ,diantarkan oleh pak Agus untuk berkunjung ke Makam Pahlawan Nasional ini.

Jalan yang berlika liku dan sarat dengan lubang lubang, sama sekali tidak menyurutkan niat hati untuk sampai ketempat tujuan. Setelah cukup puas mengalami gonjang ganjing selama lebih dari 2 jam, akhirnya kami mendekat kelokasi tujuan

[caption id="attachment_360976" align="aligncenter" width="415" caption="Makam Cut Nyak Dhien. rapi dan terawat/tjiptadinata effendi"]

1419164364867096494
1419164364867096494
[/caption]

Berdasarkan tuntunan dari Pak Bimo.yang sudah sering mengantarkan tamu kesini, kami berhenti sesaat di bangunan ,dimana Cut Nyak Dhien pernah akan dipenjarakan.

[caption id="attachment_360998" align="aligncenter" width="300" caption="ft.tjiptadinata effendi"]

14191689671325200932
14191689671325200932
[/caption]

Setelah berpose sesaat, kami diajak masuk ke Museum. Disini kami disambut oleh petugas: mbak Gilang Kencana ,mbak Dewi dan Mbak Reni. Karena kami diperkenalkan sebagai orang yang datang dari Australia, sempat mbak Gilang Kencana ,yang panggilan akrabnya :” Illa”,bertanya apakah kami masih bisa bahasa Indonesia ? Tentu saja saya jawab bisa,sambil ketawa.

[caption id="attachment_360978" align="aligncenter" width="300" caption="pemakaman gunung puyuh sumedang/ft.tjiptadinata effendi"]

1419164518654042403
1419164518654042403
[/caption]

Sekilas Tentang Cut Nyak Dhien

Gilang atau Illa, sangat piawai dalam menjelaskan detail tentang apa saya yang ada hubungannya dengan sejarah. Tapi mengingat waktu kunjungan kami sesungguhnya sudah melewati jam kunjungan,maka tentu saya harus tahu diri dan tidak bertanya terlalu detail.

Menurut Illa. Cut Nyak Dhienyang nama aslinya tertulis :” Tjoet Nya’ Dhien,lahir di Lampadang,Kerajaan Aceh,pada tahun 1848. Dalam perjalanan hidupnya ,bersama suaminya Teuku Umar, ia berjuang melawan Belanda.

[caption id="attachment_360979" align="aligncenter" width="300" caption="gilang kencana (Illa),memberikan pejelasan ttg Cut Nyak Dhien/tjiptadinata effendi"]

1419164659811668654
1419164659811668654
[/caption]

Namun, Teuku Umar gugur saat menyerang Meulaboh . sehingga ia berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya. Cut Nyak Dien saat itu sudah tua dan menderita berbagai penyakit.,namun semangatnya untuk melawan penjajahan tak kunjung padam. Tapi karena pasukan kecilnya tak berdaya terhadap pasukan Belanda, akhirnya Cut Nyak Dhien ,ditangkap Kemudian di buang oleh Belanda. Cut Nyak Dhien,diangkut dengan kapal laut dan sempat di bawa ke Jakarta ,yang pada waktu itu masih bernama Batavia

[caption id="attachment_360980" align="aligncenter" width="300" caption="ft/tjiptadinata effendi"]

1419164810358616091
1419164810358616091
[/caption]

Cut Nyak Dhien yang memang sudah terkena penyakit paru paru, tidak mendapatkan perawatan apapun selama perjalanan jauh lewat kapal laut. Kemudian dipindahkan ke Sumedang ,secara rahasia,untuk dipenjarakan disini. Namun Bupati yang bertugas pada waktu itu,melihat kondisi Cut Nyak Dhien yang sudah sangat parah,tidak tega dan menitipkannya di salah satu rumah pengurus Masdjid di Sumedang.

[caption id="attachment_360999" align="aligncenter" width="300" caption="berpose bersama Ir.Bimo Prakoso/ft.tjiptadinata effendi"]

14191690991889411998
14191690991889411998
[/caption]

Disini ia mendapatkan perawatan dan diperlakukan secara manusiawi, namun penyakitnya tetap belum mengalami kesembuhan.Namun sebuah penghiburan bagi Cut Nyak Dhien, disini ia diangkat sebagai guru mengaji. Walaupun tidak bisa berbahasa Sunda ,selain dari bahasa Aceh. Pada tanggal 6 November, 1908 . Dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang.Namun sejak saat itu ,tak seorangpun tahu.,bahwa Cut Nyak Dhien ,dimakamkan disana. Baru pada tahun 1959 ,yakni 51 tahun kemudian, atas inisiatif gubernur Aceh pada waktu itu, diperoleh data data resmi dari Belanda ,Sejak saat itu makam Cut Nyak Dhien, di renovasi .

Cut Nyak Dhien, Pahlawan Nasional

Dari museum,kami melanjutkan perjalanan ke Makam Cut Nyak Dhien di Gunung Puyuh..Jalan yang cukup terjal dan mendaki, tidak menjadi alasan bagi kami untuk mundur dari niat awal.

Makam Cut Nyak Dhien ,terlihat terawat rapi. Tidak banyak yang berkunjung. Kami ditemani oleh pak Aria,yang mengaku sudah 30 tahun tugas disini.kini usianya sudah 67 tahun.

Sebuah Renungan:

Saya sempat merenung di makam Cut Nyak Dhien. Bagaimana seorang wanita di jaman doeloe ,sudah memiliki tekad yang luar biasa ,untuk mempertahankan negerinya terhadap penjajahan.

Cut Nyak Dhien, adalah salah satu dari pendekar wanita Indonesia. Yang telah mengorbankan seluruh hidupnya ,karena tidak ingin hidup dibawah penjajahan Belanda, Sebagai salah seorang dari bangsa Indonesia, saya berpikir,apa yang dapat saya lakukan demi untuk negara dan bangsa Indonesia?

Sumedang. 21 Desember, 2014

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun