Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

(Liputan dari Bali) Travel Warning Tak Berpengaruh Sama Sekali

10 Januari 2015   01:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:27 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_363833" align="aligncenter" width="614" caption="bandara kedatangan Ngurah rai ,tetap ramai/doc.pri"][/caption]



Membaca berbagai berita tentang Travel advice ataupun travel warning ,dari pemerintah Australia,terhadap warganya,yang diangkat oleh berbagai media nasional dan lokal, seakan memberikan gambaranatau prediksi ,bahwa Pulau Bali akan sepi. Atau setidaknya berkurang pengujungnya.

Namun sejak kedatangan saya dan istri, bersama kedua keluarga putra dan putri kami, ternyata gambaran tersebut sama sekali tidak tampak.Baik dari ramainya warga Australia berkunjung ke Pantai Nusa Dua, dimana kami berada seharian disana. Dan sempat bertanya kepada beberapa orang diantaranya, ternyata ditanggapi dengan tenang saja. Menurut mereka, adalah kewajiban pemerintah Australia untuk melindungi warganya dengan mengingatkan mereka agar waspada. Namun nasihat atau saran, bukan berarti larangan. Dan selama bukan larangan, maka mereka tetap bebas berkunjung kemanapun ,termasuk di Bali.

[caption id="attachment_363839" align="aligncenter" width="300" caption="doc.pri"]

14208031482070931025
14208031482070931025
[/caption]

“Bali is our second home”, kata James ,yang datang juga bersama keluarganya, dalam saat menanti giliran untuk ikut paraselling ,bersama anak dan mantu kami, yang nota bene adalah warga Australia.Tak secercah kecemasan tampak diwajah mereka.Begitu juga dengan Loraine, yang asal dari NSW, berkunjung ke sini,tanpa beban sama sekali.

[caption id="attachment_363836" align="aligncenter" width="300" caption="bersantai di pantai nusa dua/doc.pri"]

14208020731360165304
14208020731360165304
[/caption]

Pertokoan,Mall dan Restoran tetap ramai

Mahendra,yang setia menyopiri kami selama di Bali dan sekaligus merangkap sebagai guide dadakan, mengatakan bahwa sama sekali tak ada pengaruh dari travel advise ataupun ada yang menamakan travel warning. Hal ini sudah merupakan rutinitas ,bagi pemerintah Australia ,maupun Amerika Serikat untuk mengingatkan warga mereka ,agar ekstra hati hati.Dan senada dengan ungkapan James di tepi pantai Nusa Dua,selama bukan larangan, mereka tetap akan datang ke Bali,karena bagi banyak orang Autralia, Bali adalah rumah kedua mereka.

[caption id="attachment_363837" align="aligncenter" width="300" caption="pantai nusa dua /doc,pri"]

1420802185779247296
1420802185779247296
[/caption]

Menurut Mahendra, bisa dimengerti ,mengapa pemerintah Australia ,sangat hati hati dan sedini mungkin mengingatkan warga mereka, karena berlatar belakang ,banyaknya warga Australia yang tewas, akibat bom.

Sewaktu terjadi ledakan Bom Bali I pada Oktober 2002, dari 202 korban meninggal dunia, 88 di antaranya warga Australia. Pada 9 September 2004, sebuah bom di dalam mobil boks meledak di depan Kedutaan Besar Australia, Jakarta, yang menewaskan sedikitnya sembilan orang.

Peringatan senada, juga sudah dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat kepada warganya. Terutama di hotel-hotel dan bank-bank terkait AS di Surabaya

[caption id="attachment_363838" align="aligncenter" width="300" caption="doc,pri"]

1420802581379985395
1420802581379985395
[/caption]

Semoga tidak ada lagi ancaman bom dalam bentuk apapun, karena tidak hanya membuat sengasara para turis yang datang mengunjungi Indonesia untuk berlibur, tetapi sekaligus merusakkan tatanan ekonomi masyarakat Bali khususnya ,Dan tak dapat dipungkiri ,akan menyebabkan nama Indonesia akan tercoreng dimata dunia.

Semoga damai dan sejahtera selalu untuk Indonesia tercinta.

Pantai Kuta, jam 06,00 sore, tanggal 08 Januari, 2015

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun