[caption id="attachment_363833" align="aligncenter" width="614" caption="bandara kedatangan Ngurah rai ,tetap ramai/doc.pri"][/caption]
Membaca berbagai berita tentang Travel advice ataupun travel warning ,dari pemerintah Australia,terhadap warganya,yang diangkat oleh berbagai media nasional dan lokal, seakan memberikan gambaranatau prediksi ,bahwa Pulau Bali akan sepi. Atau setidaknya berkurang pengujungnya.
Namun sejak kedatangan saya dan istri, bersama kedua keluarga putra dan putri kami, ternyata gambaran tersebut sama sekali tidak tampak.Baik dari ramainya warga Australia berkunjung ke Pantai Nusa Dua, dimana kami berada seharian disana. Dan sempat bertanya kepada beberapa orang diantaranya, ternyata ditanggapi dengan tenang saja. Menurut mereka, adalah kewajiban pemerintah Australia untuk melindungi warganya dengan mengingatkan mereka agar waspada. Namun nasihat atau saran, bukan berarti larangan. Dan selama bukan larangan, maka mereka tetap bebas berkunjung kemanapun ,termasuk di Bali.
[caption id="attachment_363839" align="aligncenter" width="300" caption="doc.pri"]
“Bali is our second home”, kata James ,yang datang juga bersama keluarganya, dalam saat menanti giliran untuk ikut paraselling ,bersama anak dan mantu kami, yang nota bene adalah warga Australia.Tak secercah kecemasan tampak diwajah mereka.Begitu juga dengan Loraine, yang asal dari NSW, berkunjung ke sini,tanpa beban sama sekali.
[caption id="attachment_363836" align="aligncenter" width="300" caption="bersantai di pantai nusa dua/doc.pri"]
Pertokoan,Mall dan Restoran tetap ramai
Mahendra,yang setia menyopiri kami selama di Bali dan sekaligus merangkap sebagai guide dadakan, mengatakan bahwa sama sekali tak ada pengaruh dari travel advise ataupun ada yang menamakan travel warning. Hal ini sudah merupakan rutinitas ,bagi pemerintah Australia ,maupun Amerika Serikat untuk mengingatkan warga mereka ,agar ekstra hati hati.Dan senada dengan ungkapan James di tepi pantai Nusa Dua,selama bukan larangan, mereka tetap akan datang ke Bali,karena bagi banyak orang Autralia, Bali adalah rumah kedua mereka.
[caption id="attachment_363837" align="aligncenter" width="300" caption="pantai nusa dua /doc,pri"]
Menurut Mahendra, bisa dimengerti ,mengapa pemerintah Australia ,sangat hati hati dan sedini mungkin mengingatkan warga mereka, karena berlatar belakang ,banyaknya warga Australia yang tewas, akibat bom.
Sewaktu terjadi ledakan Bom Bali I pada Oktober 2002, dari 202 korban meninggal dunia, 88 di antaranya warga Australia. Pada 9 September 2004, sebuah bom di dalam mobil boks meledak di depan Kedutaan Besar Australia, Jakarta, yang menewaskan sedikitnya sembilan orang.
Peringatan senada, juga sudah dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat kepada warganya. Terutama di hotel-hotel dan bank-bank terkait AS di Surabaya
[caption id="attachment_363838" align="aligncenter" width="300" caption="doc,pri"]
Semoga tidak ada lagi ancaman bom dalam bentuk apapun, karena tidak hanya membuat sengasara para turis yang datang mengunjungi Indonesia untuk berlibur, tetapi sekaligus merusakkan tatanan ekonomi masyarakat Bali khususnya ,Dan tak dapat dipungkiri ,akan menyebabkan nama Indonesia akan tercoreng dimata dunia.
Semoga damai dan sejahtera selalu untuk Indonesia tercinta.
Pantai Kuta, jam 06,00 sore, tanggal 08 Januari, 2015
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H