Mendapatkan kedit dari bank dalam jumlah besar,membuat hati banyak orang berbunga bunga, perasaan bagaikan balon yang terbang tinggi, Lupa diri,bahwa balon bisa terbang,karena disi gas ,bila gasnya habis,maka balon akan terhempas atau pecah nyangkut di ranting pohon.
Uang  Kredit Bank, Dengan Citra Rasa Uang Sendiri
"Selamat pagi Om...goal Om ..." pesan masuk dari salah satu ponakan saya di Jakarta."Goal?" sejenak saya tangguhkan menghirup Capucinno hangat yang disediakan istri tercinta."Hmm sejak kapan saya ikutan taruhan sepak bola? "Begitu pikir saya sesaat.
Mau nanya goal apaaan,ntar ponakan saya tersinggung, Mau pura pura memahami apa yang dimaksudkan juga nggak berani,karena walaupun sudah mandi air hangat,internet di pikiran saya belum terkonekting dengan apa yang dibicarakan Leo ,ponakan saya.
Maka saya lempar bola saja,dengan menuliskan:" Goal ..? berapa?" Padahal sungguh saya sendiri tidak tahu arah pertanyaan saya.
" 2 M Om" langsung masuk balasan dari Leo
Ooooh,,baru saya ingat,beberapa bulan lalu Leo bercerita mau buka bisnis sendiri. Bosan makan gaji sudah lebih dari 10 tahun. "Mau jadi Eksportir ,kayak Om dulu di Padang" begitu kata Leo pada waktu itu Makanya mengajukan pinjaman di bank dengan menyerahkan agunan sertifikat rumahnya ,plus sertifikat rumah orang tuanya. Jadi baru ingat,apa yang dimaksudkan dengan goal. Dan tepatlah umpan saya dengan mengatakan :'Goal...?Berapa?"yang bisa muliti tafsir,goal dalam keartian sepak bola,tapi juga bisa goal dalam mendapatkan kredit bank.
Terus chatting berkepanjangan,sehingga Capucinno saya keburu dingin. Â Terus saya nanya ,apa rencananya ?
"Hmm pertama mau beli mobil dulu Om,gensi Direktur tidak punya mobil baru kan?"What....?beli mobil baru dengan uang pinjaman? Apa nggak salah baca saya? Ataukah Leo lagi ngigau?
Mungkin karena tidak saya komentari,maka Leo merasakan ada sesuatu yang tidak berkenan dari saya,maka buru buru masuk pesan lagi:" Cuma 300 jutaan rupiah Om,bukan mobil mahal"
Saya masih diam ,terpana.Bukan terpana akan kecerdasan ponakan saya yang satu ini,tapi karena kecerobohannya dalam memanage uang yang dipinjam. Saya jadi ngomel dalam hati.:"ini anak,pagi pagi bikin pikiran saya jadi keruh." Makanya lagi lagi saya diam.