Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika SatPol PP Harus Merubuhkan Rumahnya Sendiri

4 September 2016   16:46 Diperbarui: 4 September 2016   18:05 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan foto: penertiban yang dilakukan oleh SatPol PP di Kali Itam, jalan Yos Sudarso, Kecamatan Kemayoran ,Jakarta pusat/foto foto :koleksi pribadi

Ketika  Satpol PP Harus Merombak Rumahnya sendiri

Kisah kisah tentang tindakan Satpol PP dalam menjalankan tugasnya, selalu menciptakan pro dan kontra. Ada yang memahami, bahwa mereka ,para petugas Satpol PP adalah orang yang ditugaskan untuk melakukan upaya penertitban dan pembersihan. Dan dalam melakukan tugas melakukan tugasnya,pasti tidak akan terluput dari terciptanya berbagai rasa tidak puas,bahkan perlawanan.

Baik dalam ungkapan maki makian, maupun dalam bentuk  tindakan phisik,dengan menyiramkan  air cabe ke petugas atau melempari dengan apa saja yang ada di depan mereka.

Tugas para Satpol PP ini adalah melakukan penertiban dan pembersihan,sesuai perintah atasan.agar DKI menjadi kota yang apik dan rapi,serta warga mendapatkan tempat tinggal yang layak di rusun.Namun para warga yang terkait langsung dengan penertiban ini, sebagian tidak dapat menerima dan menganggap hal ini adalah sebuah bentuk penindasan.

Tulisan ini bukanlah dalam konteks memberikan penilaian penilaian ,melainkan semata dari sudut pandang anggota Satpol PP yang melakukan tugas ini. Apalagi ketika ia harus merombak rumah keluarganya sendiri.

foto: Kali Itam, di Kecamatan Kemayoran ,jakarta Pusat/foto: koleksi pribadi
foto: Kali Itam, di Kecamatan Kemayoran ,jakarta Pusat/foto: koleksi pribadi
Bagaimana Perasaan Mereka?

Yang selama ini ditampilkan adalah sikap arogan dari para Satpol PP ini, yang bertindak overacting dalam melakukan penertiban dan seakan tanpa kenal ampun. Namun benarkan mereka semua tidak punya  perasaan kemanusiaan?

3 hari lalu saya ke Kantor Kecamatan Kemayoran di Jalan Yos Sudarso, untuk mengurus pembayaran PBB apartement kami, yang sudah jatuh tempo.Kami diminta naik kelantai 3 dan disambut dengan sangat santun oleh petugas. Yang memberikan selembar kertas yang berisikan data data dan jumlah uang yang harus kami lunaskan. Pembayaran dapat dilakukan di ATM BCA atau melalui internet banking.

Kami lalu pamitan dan turun kelantai dasar. Sementara duduk dibangku menunggu kendaraan, ada dua orang anggota SatPol PP disana,yang menyapa kami :" lagi urus PBB pak, bu?" Agak surprise juga ,karena selama ini dalam pikiran saya, petugas SatPol PP adalah orang orang yang arogan dalam menjalankan tugasnya. Ternyata kali ini, malah kami yang disapa dengan sopan.

satpol-3-57cbecf2b793733c3458b25c.jpg
satpol-3-57cbecf2b793733c3458b25c.jpg
Maka kami jadi ngobrol., hingga menyangkut masalah penertiban. "pak,"kata Sudibyo dengan wajah serius," Kami juga warga biasa,yang kebetulan bertugas dibidang penertiban. Orang hanya menilai dari satu sisi saja, tapi jarang yang melihat dari sisi penderitaan kami.

Ditimpuk kotoran ,disiram air comberan dan bahkan dilempati dengan apa saja. Tidak ada yang tahu, bagaimana perasaan saya,ketika harus merombak rumah yang didiami orang orang tua sendiri "Walaupun saya tidak ikut turun dengan tangan sendiri untuk merobohkan, tapi saya ada disana pak." kata mas Dibyo dengan pandangan mata menerawang, ....

Menengok dari jarak sekitar satu meter didepan mata,sosok yang termasuk anggaota SatPol PP ini,tampak bagaikan melamun..entah apa yang ada dibenaknya. Tapi yang jelas wajahnya sama sekali tidak menunjukkan wajah orang yang arogan dan tanpa rasa kemanusiaan 

satpol-7-57cbfba1c823bd036c355263.jpg
satpol-7-57cbfba1c823bd036c355263.jpg
Saya hanya terdiam. Sungguh, saya juga termasuk salah seorang, yang tidak pernah berpikir tentang perasaan mereka, karena selama ini yang ditampilkan ditv dan berbagai media, adalah keganasan SatPol PP ini dalam melakukan upaya penertiban, Tak sekali jua menayangkan kisah,bagaimana perasaan merekak ktiha harus merobohkan rumah yang didiami kedua orang tuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun