Â
Kekejaman Orang Tua Terhadap Anak, Mengakibatkan Anak Menjadi Manusia Labil Ketika Dewasa
Hari ini ,kita ikut merayakan Hari Anak Sedunia. Bagus ? Ya Baguslah. . Namun jangan sampai kita,terutama para orang tua, terjebak pada perayaan perayaan semu. Padahal dalam kehidupan nyata, tindak kekerasan, bahkan dapat dikatakan tindakan kekejaman orang tua terhadap anak masih terus berlanjut. Sadar atau tidak,jangan jangan pelaku tindak kekerasan itu ada di dalam rumah tangga kita sendiri?!
Kenapa saya berani menuliskan hal ini.? Karena selama kurun waktu 15 tahun, sewaktu masih berada di Indonesia, kami sudah mengelilingi lebih dari 150 kota,dari Sabang hingga ke Merauke. Bukan sekedar jalan jalan, melainkan berinteraksi dengan masyarakat secara instensif..,dalam kapasitas saya sebagai Ketua Asosiasi Reiki Seluruh Indonesia, dibawah naungan Departement Kesehatan R.I.
Anak Anak Yang Hidup Dibawah Tekanan Orang Tua, Tumbuh Dewasa Jadi Manusia Labil
Dari kisah kisah yang diceritakan secara langsung oleh mereka yang mengalami trauma akibat alami tindak kekejaman para orang tua, saya catat beberapa hal ,antara lain:
Karena mencuri uang ayahnya, maka Ahmad ,dihukum dengan cara :
Ditelanjangi, diikat dan disiram air gula dan dibiarkan berjam jam terjemur di panas, sementara semut merah mengerogoti tubuh kecilnya.
Sejak itu Ahmad memand tidak mencuri lagi, tapi ia dendam pada ayahnya dan pada waktu ayahnya meninggal,bahkan ia tidak bisa memaafkan kekejaman ayahnya. Hal ini menyebabkan ia mendapat tekanan batin. Sering menjerit jerit ketakutan.,sebagaimana diceritakan oleh ibu kandungnya sendiri. Kini Ahmad sudah berusia 19 tahun, namun tingkah lakunya tak terkontrol dan labil.
Fatimah , ketika usia 10 tahun berbicara tidak sopan terhadap ayahnya . Ibu kandungnya sendiri, mengiling cabe rawit dan menggosokkan kemulut putrinya dan tidak boleh dicuci ,hingga mulutnya membengkak. Ia lari dari rumahnya dan kemudian hidup bersama neneknya dikampung, namun kini dalam usia 18 tahun, menjadi gadis yang tidak normal,karena sering ketawa dan meraug raung tanpa sebab. Sebagaimana diceritakan oleh nenek kandungnya sendiri.
Suardi, karena tidak naik kelas 6, Maka ayah kandungnya ,mengambil rotan, ujung rotan dibelah kecil kecil dan kemudian dicambukkan ketubuh Suardi yang ditelanjangi .Hingga luika luka dari betis hingga ke leher. Suardi dilarikan kakeknya dan tidak pernah pulang kerumah lagi. Ayahnya kepala Sekolah dan malu anaknya tidak naik kelas.