Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Kegagalan Demi Kegagalan Akan Menempa Kita Jadi Kuat

25 Maret 2015   19:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:02 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14272870001171327848



Kegagalan Demi Kegagalan Akan Menempa Kita Menjadi Kuat

Jangan pernah berharap untuk meraih kesuksesan dibidang apapun, bila tidak siap menerima kegagalan demi kegagalan. Inilah inti pelajaran hidup yang berhasil saya petik,selama berkali kali mengalami kegagalan kegagalan.

Masa yang Penuh Dengan Kegagalan

Saya terlahir dalam keluarga besar,sebagai anak nomer 9 ,dari total 11 orangbersaudara. Berarti diatas saya ada 8 orang kakak kakak sayadan dibawah saya ada 3 orang adik adik saya. Ayah saya adalah seorang pekerja keras,namun ternyata kerja keras siang dan malam, tidak secara serta merta mampu mencukupi kebutuhan hidup minimal kami. Sedangkan ibu saya adalah seorang wanita sederhana ,yang hanya tamatan Madrasah di sebuah Kampung Kecil di LabuahBasilang, Kota Payakumbuh.

Maka yang namanya hidup susah, adalah hal yang sangat biasa bagi kami sekeluarga. Ayah saya tidak banyak bicara,tapi kata kata yang keluar dari mulutnya,berarti perintah. “ Kita orang miskin, tapi kita harus hidup jujur dan jangancengeng”

Itulah pesan ayahanda saya alm, yang seingat saya diucapkan ketika saya masih berusia 9 tahun.Berarti sudah berlalu 72 – 9 = 63 tahun yang lalu. Namun ,bagi saya seakan baru kemarin ayah saya mengucapkan hal tersebut. Dan saya bersyukur ,separah apapun dibelakang hari hidup saya,bahkan ketika sudah berkeluarga, pesan :” Hidup Jujur” tidak pernah saya lupakan.

Gagal- Gagal – Gagal lagi dan Akhirnya Sukses

Waktu usia muda, hidup saya di bayangi oleh kegagalan demi kegagalan.Seakan keberuntungan selalu menjauh dari hidup saya, bahkan hingga saya menikahdengan Lina dan putra pertama kami lahir .

Saya meniru ayahanda saya, bekerja keras. Saya berlatih Lari Marathon setiap jam 4 pagi , latihan angkat berat , latihan Karate , boxing, namun tak suatupun yang saya capai. Bahkan saya tidak pernah menjuaraikompetisi didaerah ,dimana saya tinggal. Setelah dewasa dan menikah,saya mengadu untung dengan menjadi pedagang keliling. Namun kembali gagal. Sepertinya gagal itu sudah menjerat leher dan hidup saya,serta membelenggu semua kemampuan diri.

Namun saya bersyukur, berkat hidup dalam keluarga yang serba kekurangan, saya mendapatkan tempahan mental dan phisik setiap saat dalam hidup.Sehingga semua kegagalan dan kepahitan hidup,yang saya alami ,mampu saya telan ,tanpa bergeming.

Belajar dari Tumpukan Kegagalan

Dengan segala daya hidup yang tersisa dalam diri, saya berupaya mendapatkan jawaban,mengapa saya terus gagal? Apa yang salah dalam diri saya? Apakah memang ada manusia yang dilahirkan sial?

Namun cepat saya menepis semua godaan yang akan menghancurkan mentalitas saya dan kembali kepada keyakinan ,bahwa :”suatu waktu ,saya pasti sukses!”

Kesimpulan :” Saya Tidak Fokus”

Dalam perenungan hidup dan memungut setiap butir pencerahan yang saya temui dalam perjalanan hidup,namun belum menemukan jawabannya. Tiba tiba saya teringat ,suatu waktu guru karate saya membentak saya,karena terus gagal mematahkan tembok dengan telapak tangan ,walaupun sudah saya pukul sekerasnya,sehingga tangan saya membengkak.

“Effendi,anda tidak fokus tau!” sampai pecah telapak tangan anda takanberhasil.!”

Sekarang ulangi, fokus,jangan pikirkan apapun.Satukan pikiran ,perasaan anda .Siap?.Pukul”

Ternyata guru saya benar.Dengan satu kali sentak saja, 5 lapis tembok patah dan bahkan telapak tangan saya tidak merasa sakit.

Tiba tiba,bagaikan orang berjalan dikegelapan malam dan saya mendapatkan obor ditangan,saya sudah memahami,kesalahan yang selalu saya ulangi adalah : tidak fokus”

Fokus-Kerja Keras dan Berubah

Itulah awal perubahan dalam hidup kami. Sejak saat itu setiap peluangyang saya kejar,pasti dapat saya raih.Hidup kami dengan cepat berubah. Dari morat marit ,menjelma menjadi kehidupanyang mapan,walaupun tidak kaya.

Namun jangan berharap bahwa impian kita akan secara serta merta berubah menjadi nyata.Antara sebuah harapan/impian,hingga terwujudnya, selalu ada jarak pemisah.Ada jurang yang harus diseberangi. Inilah yang harus kita pahami,bahwa untuk meraih sukses,tidak ada lampu aladin,yang dapat menyulap sesuatu yang tiada menjadi ada. Satu hal lagi yang tak kurang pentingnya,yakni Jangan pernah mempercayakan nasib kita kepada siapapun, betapapun hebatnya. Karena tak seorangpun dapat mengubah nasib kita,kecuali diri sendiri.

Kelak ,kami bersama ketiga anak anak kami ,dapat menikmati hidup berkecukupan, kendati jauh dari disebut kaya. Rasa syukur yang tidak pernah memudar inilah menjadi cikal bakal,yang memotivasi diri ,untuk menulis dan menulis. Berbagi kisah kisah hidup,walaupun tidak ada yang spektakuler,namun diharapkan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi yang hidupnya tengah terpuruk

Ada prinsip hidup yang tak boleh diabaikan:


  • Kerja keras dengan otot hanya akan jadikan kita kuli seumur hidup.
  • Untuk meraih sukses,harus kerja keras dengan cermat dan fokus.
  • Sabar menanti,karena sukses tidak jatuh dari langit.
  • Jangan lupa berdoa,karena doa adalah bagian dari perjalanan sukses.

Terkadang bagaikan mimpi, kami bisa menikmati perjalanan keliling dunia dan saat ini berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Sebuah rasa syukur yang mengatasi segala kelelahandan keletihan, untuk tidak pernah berhenti menulis dan mengaplikasikan hidup berbagi.Sungguh Mahabesarlah Tuhan

Iluka, 25 Maret, 2015

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun