Â
Â
Orang menjadi Pembenci,karena ketiadaan kasih sayang dalam hidupnya -tjiptadinata effendi
Kebencian Adalah Akibat Ketiadaan Kasih Sayang Dalam Rumah Tangga
Mengapa orang bisa menjadi pembenci,tanpa alasan yang jelas? Bahkan terhadap orang yang sama sekali belum dikenal dan tidak ada hubungan apapun. Baik hubungan bisnis ataupun hubungan kemanusiaan.?Kalau dipikirkan sungguh sungguh tidak masuk akal dan berada diluar nalar atau cara berpikir yang sehat. Namun ini adalah realita hidup yang dapat kita saksikan setiap hari.
Virus kebencian ini tidak memilih suku bangsa dan latar belakang sosial seseorang, Tidak juga tergantung kondisi ekonominya. karena tidak sedikit orang orang yang terbelenggu secara emosional dengan kebencian terhadap orang lain ini, banyak yang dari kalangan orang berduit.Jadi tidak tepat bila dikatakan,orang miskin membenci orang kaya.Itu hanya sepotong pendapat segelintir orang yang secara mentah mengeneralisir satu dua kasus.
Kebencian adalah rasa tidak suka yang mendalam dan merasuki pikiran dan jiwa seseorang. Â Bila kebenciannya kambuh,maka timbulkan hasrat hati untuk merusakkan ,menghancurkan apa saja yang dibencinya.Bisa berupa manusia, bisa juga larut kepada benda yang ada kaitannya dengan sosok yang dibencinya.
Tentu saja, tidak mungkin mengharapkan agar semua orang dapat  meraih  kondisi menjadi individu yang matang dan mencapai aktualisasi diri. Namun setidaknya, dapat menjauhkan diri dari menjadi sosok yang tenggelam dalam kebencian.
Berawal dari Rumah Tangga yang Miskin Kasih Sayang
Berawal dari rumah tangga yang gagal ,walaupun mungkin secara ekonomi orang berlimpah dalam harta kekayaan, namun tidak mendapatkan kebahagiaan sebagai bagian dari sebuah rumah tangga. Dari sinilah bibit bibit kebencian mulai bersemi, tumbuh dan berkembang, seiring dengan tiadanya kasih sayang di dalam rumah tangga.
Secara tanpa sadar, banyak orang tua, yang merasa yakin, bahwa dengan memenuhi semua keinginan anak anak mereka,maka semuanya sudah beres. Anak akan berbahagia. Di sinilah terciptanya sebuah paradigma yang keliru dalam membentuk sebuah keluarga yang harmonis.