Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Kapan Ada KPK Khusus untuk Kelas Teri?

12 Maret 2017   19:12 Diperbarui: 12 Maret 2017   19:30 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kapan Ada KPK Untuk Kelas Teri?

Sebagai warga dari bangsa yang menjunjung tinggi moral dan martabat diri, tentu saja kita menyambut dengan rasa syukur gebrakan dari KPK ,yang merambah siapa saja yang disangka atau patut disangka terlibat dalam permainan siluman. Buktinya sudah terang benderang dengan diungkapkannya secara terbuka nama nama besar yang terlibat dalam lingkaran setan ,yang terlibat dengan dana siluman senilai ratusan miliar rupiah.

Tapi sebagai masukkan, ada permainan siluman yang tidak kalah merusakkan ekonomi negara dan membuat ekonomi rakyat semakin terpuruk. Kemungkinan besar permainan kelas teri ini, hingga saat ini ,sama sekali belum tersentuh oleh KPK. Mungkin saking sibuknya atau tidak diperhitungkan ,karena nilai nominal yang digerogoti "hanya " dalam jumlah  puluhan juta rupiah. Tapi sesungguhnya, hal ini secara langsung akibatnya dirasakan oleh para petani.

Mengapa?

Yang namanya Pengusaha ,pasti tidak akan mau bekerja kalau merugi. Maka semua pengeluaran, dimasukkan kedalam pos :"Biaya Produksi " .Hasil kalkulasi inilah yang dianggap harga modal dari komoditi yang akan dijual keluar negeri atau diekspor.

Yang dimaksudkan dengan biaya produksi  dalam prakteknya,bukan seperti teori di fakultas ekonomi, dimana seharusnya adalah ongkos ongkos produksi ,yang dikeluarkan sejak saat ,barang dibeli ,hingga menjadi kualitas ekspor.

Misalnya biaya  penyortiran,penjemuran,kesusutan, ongkos isi kedalam karung guni. beli tali guni, gincu pewarna untuk merk dan biaya untuk memasang merk ,pada setiap karung guni,sesuai permintaan dari Pembeli. Masih ada lagi,ongkos susun dan ongkos muat,bila barang akan diangkut kepelabuhan ,plus ongkos truk yang akan  membawanya.

Biaya Produksi Masih Harus Ditambahkan Dengan Biaya Siluman:

  1. untuk mendapatkan Sertifikat Mutu ,perlu TST
  2. untuk mendapatkan CVO atau Certificate of Origin,pasti tidak gratis
  3. untuk mendapatkan Bill of Lading dari Pelabuhan ,juga harus ada tanda terima kasih
  4. untuk mencairkan dana yang ada di L/C atau Letter of Credit, mana boleh gratis

Semua biaya Siluman ,ini oleh Pengusaha di kalkulasikan sebagai tambahan :"biaya produksi". Nah,akibatnya, modal komoditi meningkat tajam. Kalah bersaing dengan negara  lainnya,yang bebas pungli. Jadi gimana?

Pilihan bagi Pengusaha :

  • berhenti berbisnis
  • atau
  • menekan harga beli pada Petani

kalau mau melanjutkan, maka harus menekan harga beli pada para pedagang perantara , Pedagang Perantara tentu tidak mau merugi,maka mereka juga akan menekan harga yang akan dibayarkan pada para petani, ehingga masih  :"workable " atau memungkinkan melanjutkan usaha sebagai eksportir. Jadi jelas,akibat dari game of Siluman ini, yang terkena dampak secara langsung adalah para petani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun