Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Menyimpan Bom Waktu dalam Rumah

12 Agustus 2016   08:29 Diperbarui: 13 Agustus 2016   03:03 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Rumah tangga yang diawali dengan hati berbunga bunga, tidak jarang berakhir tragis dan menyedihkan. Keluarga yang tadinya dikenal sebagai keluarga saleh dan baik baik tanpa diduga duga berakhir dengan berantakan.

Karena banyak pasangan suami istri,secara tanpa sadar telah menyimpan bom waktu didalam kehidupan berumah tangga. Seharusnya, bila sepasang anak manusia,sudah sepakat untuk menaiki jenjang pernikahan, maka seluruh hubungan baik yang selama ini berlangsung dengan teman teman berlainan jenis sudah seharusnya dibangun dinding pemisah.

Tapi banyak pasangan muda,yang kendati sudah berumah tangga,masih melanjutkan “hubungan baik” yang seharusnya tidak lagi boleh dilanjutkan. Inilah bom waktu,yang dimaksudkan. Yang bila suatu waktu,tersulut oleh hal hal apapun,dapat meledak dan menghancurkan rumah tangga kita.

Perlu Pengawasan Ketat

Kalau rumah tangga  itu di analogikan sebagai sebuah rumah dalam bentuk phisik,maka hal hal yang perlu di jaga,agar rumah jangan sampai rusak atau roboh,adalah dengan jalan:

  1. Secepat mungkin memperbaiki kebocoran sekecil apapun
  2. Menjaga jangan ada bagian dari bangunan yang dimakan rayap
  3. Tidak meninggalkan rumah, dalam keadaan api di tungku masih menyala
  4. Menjaga agar jangan ada instalasi listrik yang rusak,sehingga berpotensi korsluiting
  5. Membuka jendela kamar setiap hari ,agar ada sirkulasi udara
  6. Menjaga agar sinar mentari tetap dapat masuk kerumah,untuk menjaga jangan sampai  lembab
  7. Tidak membiarkan siapapun yang datang,merusakkan apapun yang ada dirumah kita
  8. Membersihkan rumah secara berkala

Jangan Menyimpan Bom Waktu

Bila ada kesalahan paham ,perlu diselesaikan secepat mungkin.Bila dibiarkan berlarut larut,maka tanpa sadar, diantara suami dan istri ,sudah tercipta sebuah jurang pemisah.Yang semakin lama semakin dalam dan melebar.Ibarat membiarkan rumah yang bocor,yang pada waktunya akan menyebabkan air membuat kayu semakin lapuk dan  terciptalah lubang yang mengganga.

Sesaleh apapun seseorang, tetap saja seorang manusia yang dapat tergoda. Maka antara pria dan wanita,perlu ada koridor yang membatasi. Ada rambu rambu dan batas dermarkasi yang patut ditaati,agar terhindar dari petaka. Mungkin pada awalnya hanya kasihan. Berlanjut dengan curhat curhatan, kasihan meningkat menjadi simpati ,Hingga disini ,seharusnya suami atau istri berhenti melangkah lebih jauh. Tapi karena sudah terjadi korslet ,maka simpati kebablasan menjadi empathy. Dalam keadaan ini,maka apapun yang seharusnya tidak boleh dilakukan pun toh terjadi.

Membiarkan tamu ,wanita atau pria ,tinggal berlama lama dalam satu atap,siapapun adanya,sangat perlu dihindari, Karena ibarat bensin dan api yang dibiarkan berdekatan,suatu waktu akan menyala. Dan bila pada saat itu baru disadari,sudah terlambat.Hal ini adalah ibarat menyimpan bom waktu didalam rumah tangga kita

Hal ini bukanlah masalah cemburu atau tidak,tapi keutuhan keluarga,harus menempati urutan terartas dalam prioritas hidup kita, Ada banyak hal hal yang penting, Misalnya : 

  1. hubungan persahabatan
  2. hubungan relasi bisnis
  3. hubungan kerja
  4. hubungan dalam komunitas
  5. membantu orang kesusaha

Tapi diatas semuanya itu, keutuhan keluarga harus dan wajib ditempatkan diurutan teratas dan terpenting. Jangan lupa,pemabuk itu biasanya mulai dengan minum seteguk alkohol,kemudian makin lama semakin banyak dan memabukkan sehingga tidak lagi dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, Orang tidak hanya bisa mabuk karena alkohol,tapi juga bisa mabuk karena wanita atau pria, Dan mabuk ini,justru lebih berbahaya,dibandingkan dengan mabuk alkohol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun