Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Jangan Keliru Mengartikan: "Habis Gelap, Terbitlah Terang"

13 April 2017   18:54 Diperbarui: 14 April 2017   04:00 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

uang tidak akan jatuh dari langit,tapi harus kerja keras untuk mendapatkannya /dok.pribadi

Jangan Keliru Mengartikan :” Habis Gelap. Terbitlah Terang”

Kata kata mutiara ataupun kalimat kalimat yang mengandung motivasi,tentu saja sangat baik,untuk disimak dan dijadikan renungan. Tapi tentu bukanlah berarti untuk ditelan mentah mentah. Karena seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan zaman, ada kata kata ,yang dulu dianggap merupakan kata kata bijak, seperti misalnya :”Biar lambat,asal selamat” ,kini sudah hampir tidak dapat lagi diterapkan. Karena zaman sudah berubah, lambat bisa jadi tidak akan kebagian apapun lagi.

Sebuah contoh nyata, di Australia, bila di high way ,dimana kecepatan dizinkan 100-110 Km,mana mungkin kita mengendarai mobil dengan kecepatan 50 -60 km perjam,karena pasti akan diklakson berulang ulang,karena dianggap menghalangi lalu lintas. Seandainya, ada Patroli lewat,maka kendaraan kita akan dihentikan dan kita diperiksa,apakah mengantung,mabuk atau tidak sehat,sehingga berkendara begitu lambat?

Dalam aturan berlalu lintas, ketika kita akan menyeberang di persimpangan jalan, bila jarak antara kendaraan lain  dengan kendaraan kita, diperkirakan ada waktu tiga detik,maka kita boleh menyeberang .Jadi hidup mati, dipertaruhkan hanya dalam memaksimalkan waktu tiga detik tersebut. Hal ini adalah aturan resmi dari Pemerintah Australia.Bagi yang sudah memiliki Surat Izin Mengemudi di Australia ,pasti sudah mengetahui dan menjalaninya.

Kembali ketopik"Habis Gelap Terbitlah Terang"

Kalau dalam keartian,kalau dimalam hari ,kita mendadak mendapatkan gangguan kesehatan,namun karena sudah larut malam dan gangguan kesehatan kita,tidak terlalu parah,maka kita bisa tidur dan tanpa berbuat apapun,malam pasti akan berganti dengan pagi.

Tetapi bila yang dimaksudkan dengan “gelap” adalah kondisi ekonomi kita yang morat marit,maka tentu kita tidak dapat menerjemahkannya,bahwa hanya dengan duduk berpangku tangan atau tidur tiduran sepanjang hari,kelak nasib kita akan berubah dengan sendirinya.  Hal inilah yang banyak disalah artikan ,sehingga muncullah pernyataaan:”Saya tidak mau neko neko. Saya menjalani hidup bagaikan air mengalir.Saya percaya ,habis gelap,pasti akan terbitlah terang”

Kesalahan paham seperti inilah yang paling banyak di jadikan pedoman hidup,sehingga ketika menyadari  kekeliruan dalam mengartikan :”Habis gelap,terbitlah terang,”semuanya sudah terlambat.

Perlu Dicerna Secara Arif

Karena itu, setiap kali kita mendengarkan kata kata atau kalimat yang memiliki daya ,untuk memotivasi dan menginspirasi diri kita,patut dicerna dan di renungkan secara arif.Agar jangan sampai menyesatkan kita,menjadi apatis dan hanya bersikap menanti..Seperti kalimat, :" Bagi saya,hidup itu bagaikan air mengalir,kemana pergi saya ikuti. " Gimana kalau airnya masuk kelumpur? Apakah kita ikut masuk kedalamnya? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun