Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Gamang, Ketika Saatnya Memilih

4 Januari 2017   10:17 Diperbarui: 4 Januari 2017   10:33 2471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: salud.uncomo.com

Jangan Gamang ,Ketika Tiba Saatnya Memilih

Gamang,artinya ragu ragu, ada rasa kekuatiran,tidak mampu melakukannya. Bila dianalogikan adalah ibarat meniti jembatan yang hanya terbuat dari batang pohon yang melintang ,kecil ,sempit dan licin lagi. Begitu sempitnya,sehingga ketika melangkah,telapak kaki harus dimiringkan,karena tidak cukup ruas untuk tempat berpijak.

Justru orang sering terjatuh dan tidak sampai keseberang sungai,karena gamang.Ragu ragu membuat langkahnya menjadi tidak mantap dan goyah.Akibatnya tidak mampu mengendalikan diri dan terjatuh.

Dalam kehidupan nyata,hal ini akan ditemui.Walaupun jembatan yang sempit dan licin,tidak terlihat dalam kasat mata,namun perjalanan yang ditempuh ,bahkan terlebih besar tantangan dan bahayanya,sebelum tiba di tempat tujuan.Makanya banyak orang yang tidak berani mengambil resiko dan selama hidupnya,tidak pernah akan tiba diseberang sana.

Aplikasi Dalam Kehidupan Nyata

Kita sering terlena oleh kehidupan yang dinilai sudah berkecukupan,sehingga tidak terbersit dalam pikiran ,bahwa suatu waktu,kondisi ini bisa saja berubah. Arti kata :"berkecukupan" juga sesungguhnya sangat  relatif.tergantung pada diri kita yang menilai.Bagi orang yang tinggal di kampung, ada tempat tinggal sederhana dan ada sepotong kebun tempat bercocok tanam,serta memelihara itik dan ayam,dinilai sudah hidup berkecukupan.Memiliki tabungan 10 juta rupiah saja, sudah "wah" rasanya,karena di kampung tidak banyak tuntutan hidup.

Beda dengan yang tinggal di kota. Orang butuh setidaknya sebuah sepeda motor,sebuah pesawat tv di rumah, Hp ,laptop dan penghasilan yang mencukupi. Tabungan senilai 10 juta untuk yang tinggal di kota,bukanlah sesuatu yang dapat menciptakan rasa lega didalam hati. Karena hidup di kota ,banyak tuntutan yang harus dipenuhi.

Hal ini merupakan sebuah gambaran secara umum,bahwa memberikan penilaian, kapan seseorang itu dapat dikatakan sudah memiliki kehidupan yang mapan atau berkecukupan,tidaklah semudah membayangkannya., Karena setiap orang memiliki takaran tentang cukup ,hidup berkecukupan, bahkan takaran yang berbeda ,dalam menilai sebuah kebahagiaan hidup.

Jangan Gamang Hadapi Perubahan Hidup

Hidup bisa berubah sewaktu waktu, apa yang tadinya dirasakan sudah nyaman dan aman,entah karena apa ,dapat menciptakan kondisi,dimana kita harus memilih,yakni tetap dijalan yang sudah dilalui selama ini,ataukah harus keluar dari zona kenyamanan?

Untuk memilih,tidak selalu mudah,terutama bila kita memilih ,keluar dari zona aman dan nyaman.Butuh nyali atau keberanian untuk melakukannya., Karena keluar dari zona aman dan nyaman, berarti akan menghadapi berbagai tantangan hidup,yang selama ini  sama sekali belum terpikirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun