Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Biarkan Televisi Menghancurkan Rumah Tangga Kita

13 Maret 2017   11:24 Diperbarui: 13 Maret 2017   20:00 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona



Jangan Biarkan, Keharmonisan Rumah Tangga,Kalah Dengan Televisi

Walaupun mungkin saja,kita belum beruntung menjadi orang penting dalam lingkungan komunitas dan masyarakat disekeliling  .Mungkin saja diri kita bagi orang lain,bukan apa apa dan bukan siapa siapa,tapi minimal bagi kedua orang tua ,maupun pasangan hidup dan anak anak ,kita adalah sosok yang penting bagi mereka.

Mengacu pada pola inilah kita menjalani hidup dalam keseharian. Ada begitu banyaknya hal hal penting yang harus dilakukan,tapi semuanya membutuhkan waktu dan tenaga kita,yang tidak mungkin semuanya secara serta merta dikerjakan dalam waktu bersamaan. Maka ditangan kita ada pilihan. Mana yang patut didahulukan dan mana yang perlu dinomor dua dan selanjutnya.

Dalam kondisi dan situasi inillah sikap mental dan harkat diri  kita dipertarukan dan dinilai.Bukan oleh juri,tapi oleh keluarga kita sendiri. Bagi diri pribadi,mungkin saja,nonton sepak bola,merupakan hal yang sangat penting, Sementara bagi kaum wanita dan ibu rumah tangga,menonton Sinetron Korea,merupakan hal yang sangat mendesak.

Hal yang tampaknya sepele,tapi tidak jarang ,menjadi penyebabnya hancurnya rumah tangga,karir dan rasa kekeluargaaan. Karena salah menempatkan kepentingan. Hal yang seharusnya menjadi prioritas utama,yakni kepentingan anak dan istri  menjadi prioritas utama,malah kalah dengan kepentingan hobbi.

Dari hari kehari,secara tanpa sadar,banyak orang yang terhanyut dan terbuai oleh kenikmatan menekuni hobbi,sehingga melupakan kewajiban terhadap keluarga dan perkerjaan yang seharusnya menjadi tanggung jawab.Baik sebagai Kepala Rumah Tangga,maupun sebagai Ibu Rumah Tangga.

Bahkan ketika ada tamu yang datang berkunjung,saking terobsesinya oleh kenikmatan hobbi,hanya menyalami ala kadarnya . Kemudian sambil mengobrol,mata terus menatap layar kaca. Entah itu menonton pertandingan sepak bola,maupun menonton Sinetron Korea.

Pertanyaan tamu ,hanya dijawab asal asalan,sehingga tamu merasa tidak dibutuhkan dan tidak dihargai,maka meninggalkan rumah kita.Padahal datang dari jauh jauh ,karena rasa kangen ,ternyata diterima dengan sangat dingin dan cuek bebek.

Lantaran Menekuni Hobbi.Pasangan Hidup Sudah Tidak Penting Lagi

Orang tidak hanya bisa tergila gila oleh para scammers yang ganteng dan cantik menawan,tapi tidak sedikit  yang tergila gila pada hobbinya. Sehingga perlahan lahan tapi pasti,pasangan hidup sudah menjadi tidak lagi berarti .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun