Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Biarkan Rumah Tangga Berubah Jadi Rumah Kost

10 Februari 2016   04:54 Diperbarui: 10 Februari 2016   05:06 1796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan Biarkan Rumah Tangga Berubah Ujud Jadi Rumah Kost

Judulnya artikel ini terkesan keras dan tajam. Namun, adakalanya kalimat dengan nada keras diperlukan,untuk menyentak naluri kita, agar sadar diri,Bila dianalogikan, sebagai sebuah alarm, yang ketika berbunyi mengagetkan semua orang. Karena tujuan alarm adalah membangunkan dan mensiagakan semua orang, tentang adanya marabahaya.

Mengenai hobbi yang sudah menguasai diri seseorang, sudah bukan berita baru lagi, Mungkin juga sudah dianggap basi. Namun, karena dapat berakibat fatal, maka perlu diulangi lagi dan lagi, jangan sampai hobbi memperbudak diri kita.

Ada ratusan contoh didepan mata kita, semisalnya:

Anak anak lagi main game, disuruh belajar, apa jawabnya? “Ya ntar dulu. Lagi asyik nih”

Ibu lagi nonton telenovela, anak mau bertanya sesuatu, apa reaksi sang ibu:” Sst…jangan brisik,ibu lagi nonton nih”
Ayah lagi asyik nonton sepak bola. Istri mengingatkan :”Paa sudah lewat tengah malam,besok kan harus kerja?” Apa jawaban suami?” Tidurlah dulu ma,, lagi asyik nih”

 Makan Bersama Tapi Sibuk Sendiri Sendiri

Bahkan ketika makan malam bersama, yang seharusnya merupakan momentum yang sangat berharga untuk melakukan komunikasi  antar keluarga, ternyata juga sudah didominasi oleh permainan. Masing masing menghadapi piring makannya dan masing masing sibuk dengan Hp atau gadget di tangan.

Maka akibatnya, keluarga ini tinggal seatap, namun bagaikan orang yang hidup di dunia yang terpisah, Karena masing masing sibuk dengan hobbi sendiri sendiri,

Menciptakan Jurang Pemisah

Bila hal ini berlangsung  terus, perlahan lahan,tapi  pasti, akan tercipta celah,antara anak dan orang tua dan antara suami dan istri. Semakin hari, celah ini, akan berubah menjadi jurang pemisah. Dan keluarga baru tersadar, bila telah terjadi sesuatu, yang selama ini tidak terpikirkan oleh mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun