Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jangan Anggap Remeh Bila Anak Suka Menyendiri

22 Maret 2016   15:48 Diperbarui: 22 Juli 2016   05:18 2096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: Shutterstock"][/caption]Bila anak-anak sibuk berlari sana sini, ribut, bertengkar dan rumah jadi brantakan, biasanya mereka pasti dianggap anak bandel. Sedangkan tipe ”anak baik” menurut pandangan orang tua secara umum adalah anak yang duduk manis, tidak pernah berantem dan penurut. Tidak pernah merepotkan orang tua, karena bisa tahan sepanjang hari duduk disudut rumah atau di kursi, tanpa aktivitas yang berarti.

Kebanyakan orang tua sangat senang mendapatkan “anak baik” seperti ini. Padahal justru sikap anak yang menyendiri, merupakan sebuah masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari orang tua. Saya bukan berlatar belakang seorang psikolog, tapi perjalanan panjang kami selama kurun waktu lebih dari 15 tahun berkeliling Nusantara dalam kapasitas sebagai seorang Therapis, mengharuskan saya untuk belajar banyak hal. Termasuk prilaku remaja dan anak anak muda.

Banyak yang saya temui: ternyata anak anak yang tadinya dianggap anak manis justru dibelakang hari melakukan hal-hal yang merupakan kejutan yang sangat melukai hati orang tua. Karena sama sekali tidak menyangka bahwa anak anak manis mereka mampu melakukan perbuatan yang sama sekali diluar dugaan. Misalnya seperti, tertangkap ketika mengutil di mal, ketahuan mencuri barang milik teman sekelas melakukan tindakan kekerasan terhadap teman. Padahal orang tua adalah dari golongan ”terpandang” di kotanya.

Nah, kalau sudah kejadian begini, mau diapakan anak anak ini? Toh mereka adalah anak anak kita. Kalau mereka masih dibawah umur, maka segala tindakan mereka tak lepas dari tanggung jawab orang  tua. Mengganti barang yang dirusakkan atau mengembalikan barang yang dicuri oleh anak tentu tidak menjadi masalah. Masalahnya justru mau dikemanakan wajah kita sebagai orang tua?

Prilaku Anak yang Patut Mendapatkan Perhatian Orang Tua:

  • Sikap acuh tak acuh
  • Tidak ada perhatian terhadap kejadian sekitarnya,
  •  termasuk bila ada keluarga yang sakit
  • tidak mampu menunjukkan rasa simpati terhadap kejadian apapun
  • baik ketika ada yang ultah, maupun ada yang berduka
  • senang menyendiri dan menghindar dari pembicaraan
  • selalu merasa curiga terhadap siapapun
  • merasa bahwa ia selalu diawasi
  • merasa bahwa ia selalu jadi bahan tertawaan
  • merasa di dunia ini tak seorangpun dapat dipercayai

Jangan Begitu Mudah Anggap Anak Indigo

  • Kalau anak merasa melihat ada makluk lain dipohon
  • Bahkan “berkomunikasi “dengan “makluk tersebut
  • Jangan begitu mudah anggap anak indigo
  • Atau memiliki the six sense atau indra keenam

Memang ada orang yang mendapatkan karunia khusus dan mampu menjadi Clairvoyance, yakni kemampuan untuk melihat aura yang terpancar dari makluk hidup. Tapi bukan berarti  setiap terjadinya penyimpangan prilaku langsung secara serta merta dianggap “Clairvoyance”.

Kata Clairvoyance ini berasal dari bahasa Perancis, yang kemudian disejajarkan dengan kata “Clear Audience “ dalam kosa kata bahasa Inggeris.

Berbagi Pengalaman

Dari begitu banyak kejadian yang dijumpai selama belasan tahun berada ditengah tengah masyarakat, mendengarkan keluhan mereka dan mencoba membantu mereka mendapatkan jalan keluarnya, terdapat sepasang suami istri yang membawa putranya ke hotel tempat kami menginap.

Menurut orang tuanya, putranya yang bernama Zainal (bukan nama sebenarnya) berumur 28 tahun, baru saja minta berhenti dari pekerjaannya, karena merasa orang sekantornya semuanya bertingkah laku aneh. Padahal menurut orang tuanya. Zainal memiliki “kemampuan” yang tidak dimiliki orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun