Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hindarilah Diri dari Jerat Hukum

14 Februari 2017   09:25 Diperbarui: 14 Februari 2017   09:44 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ketika berada dalam tahanan (kfk.kompas.com)

Biaya yang Harus Dibayarkan dalam Berperkara Itu Teramat Mahal 

Mencari pengalaman tentu saja bukan hanya baik, tapi perlu, karena seperti kata pribahasa ”Experience is the best teacher", pengalaman adalah guru yang terbaik. Akan tetapi ada yang perlu dihindari dan diwaspadai, yakni berurusan dengan hukum dan menjadi seorang tahanan.

Harga yang harus dibayarkan, teramat mahal. Antara lain:

  1. Terlukanya Harkat dan martabat diri sebagai seorang tahanan
  2. Penistaan terhadap diri kita yang direstui oleh  hukum
  3. Menimbulkan luka menganga dalam hati
  4. Anak istri dan keluarga ikut menderita lahir batin
  5. Menguras habis waktu dan energi kita
  6. Meluluh lantakan seluruh daya hidup dalam diri
  7. Menguras seluruh tabungan dan deposito kita

Curiga itu Tidak Bagi, Tapi Waspada itu Sebuah Keharusan

Kondisi yang dirasakan nyaman dan aman seringkali menyebabkan kita tidak sadar diri bahwa disekeliling kita bahaya setiap saat mengintai. Begitu kita lengah, maka bahaya akan menerkam kita. Bila pada saat itu kita baru sadar bahwa diri kita terjebak dalam bahaya, semuanya sudah terlambat.

Bila suatu waktu kita berada di hutan entah karena tersesat ataupun ingin berpetualang, maka kita sudah mempersiapkan diri dengan senjata. Setidaknya kita tahu bahaya dihutan bisa datang dari:

  • Harimau
  • Ular
  • Kalajengking
  • Lipan
  • Laba laba
  • Tanaman beracun

Akan tetapi dunia dimana kita hidup sesungguhnya jauh lebih berbahaya ketimbang bahaya yang dihadapi didalam hutan. Karena kita tidak tahu mana yang akan menerkam kita. Bisa jadi orang yang tampil bagaikan “anak manis”, tiba tiba bisa berubah menjadi ular berbisa yang mematuk dan dapat mematikan kita dalam seketika.

Atau sosok yang tampak sangat agamis bahkan setiap kali bertemu selalu merangkul dan membisikan ”Semoga Tuhan memberkati”, jangan sampai kita terlena. Dalam hal ini, mungkin kita dapat mengambil pelajaran dari film-film legenda Tiongkok tentang siluman ular atau siluman serigala. Yang berubah wujud, tampil sebagai wanita yang cantik, anggun, memesona dan sangat menawan hati. Begitu ada pria yang terpikat maka akan menjadi santapan lezat bagi siluman ini.  Tentu saja bukan mengajak kita ke alam tahayul, melainkan sekedar memetik pesan moral yang tersirat dalam kisah kisah legenda kuno dari negeri Tiongkok ini. Bahwa manusia harus hati-hati, jangan terjebak oleh paras cantik menawan maupun penampilan yang gagah, ganteng dan memukau.

Pengalaman Pribadi

Masuk dalam DPO atau Daftar Pencarian Orang bukanlah sesuatu yang dapat dibanggakan, karena merusak bukan hanya hati kita, tapi juga seluruh anggota keluarga dan sahabat kita.

Bayangkan diri kita diburu bagaikan seorang penjahat. Tidak bisa pulang kerumah sendiri karena siang malam diawasi oleh intel. Menginap di hotel juga tidak merasa aman, sehingga harus menggunakan nama orang lain. Hingga akhirnya ditangkap juga. Diterbangkan sebagai seorang tahanan, Di-shooting oleh Crew TV dan wajah  kita ditonton oleh jutaan orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun