Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Hindari Saling Mengorek Luka Lama

14 September 2016   19:30 Diperbarui: 15 September 2016   08:35 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: mailtribune.com

Hindari Mengorek Ngorek Luka Lama

Luka phisik yang sudah lama mengering, bila dikorek korek,akan berdarah kembali dan kemungkinan akan meradang dan infeksi. Begitu juga dalam hidup berkeluarga, jangan pernah sekali jua mengorek ngorek luka pasangan hidup kita.  Karena bila hal ini dilalkukan,maka walaupun kemudian bisa akur kembali,namun luka yang sudah dikorek ,tidak secara serta merta akan ikut sembuh. Membutuhkan waktu yang lama ,untuk dapat bertaut kembali.

Bila hati kita dilukai oleh orang yang tidak kita kenal ,kita akan sangat marah dan mungkin akan terbersit segala macam sumpah serapah. Tapi bila hati kita terluka oleh orang yang kita sayangi,maka luka itu akan terasa berpuluh puluh kali lebih sakit.  Kita tidak mungkin menyumpahi orang yang kita sayangi  atau orang yang selama ini begitu dekat dengan kita,apalagi membalasnya secara phisik. Namun hati kita terluka dalam.

Apalagi bila yang melakukannya adalah belahan jiwa kita sendiri,maka luka lama yang dikorek,akan berdarah dan menimbulkan luka baru yang jauh lebih dalam  dan menyakitkan.

Pernah Tanpa Sengaja Mendengarkan Suami Istri Saling Menyakitkan?

Kita bukanlah tipe orang yang kurang kerjaan,sehingga  sempat sempatnya mendengarkan pertengkaran antara suami istri.Tetapi  secara tanpa sengaja, mungkin hampir setiap orang sudah pernah menyaksikan dan mendengarnya secara langsung. Baik mereka itu tetangga ,atau bisa jadi mereka adalah orang yang tidak kita kenal sama sekali, tapi kebetulan sama sama berada diruang tunggu keberangkatan.

Kita  Yang Mendengar Jadi Miris

Minggu lalu , kami lagi berada di Bandara Sukarno Hatta ,karena akan berangkat dengan Batik Air menuju ke Yogyakarta ,menghadiri seminar disana. Setelah check in dan melalui pemeriksaan security, kami langsung menuju keruang tunggu keberangkatan.

Sebagian besar kursi sudah terisi. Kami menengok ada dua kursi yang kosong dan langsung mengambil tempat duduk. Baru beberapa detik duduk,tiba tiba telinga saya  mendengarkan suara pertengkaran antara wanita dan pria. Sekilas saya melirik kesamping tempat kami duduk,tampak layaknya sepasang suami istri lagi bertengkar. Mula mula berbisik bisik,namun makin lama semakin keras.Entah apa yang dikatakan si wanita,yang sedang mengendong  seorang gadis balita, yang membuat suami nya menjadi sangat berang Entah sadar atau tidak , suaranya mengeras:’ Kalau aku tidak menikahi kami dulu.,mungkin kamu  tetap tinggal di pecomberan !” terdengar suara pria dengan nada sangat menyakitkan.

Tiba tiba ,terdengar ledakan tangis dari istrinya. Menangis sesenggukan dan berkata:”Tega benar ya mas ,,mengungkit ungkit masa laluku…..aku sungguh tidak menyangka….dan seterusnya.. …sambil meratap sangat pilu…Tangisan ini ditambah dengan tangisan anak mereka yang terbangun,mendengarkan ibunya menangis.

Rasa hati,mau rasanya saya menegor ,agar mereka sadar diri, untuk tidak  bertengkar  diantara orang banyak. Tapi menengok wajah si Pria sangat tidak nyaman,maka saya urungkan niat saya. Kuatir niat baik,malah saya yang diajak berantem. Maka kami mengambil sikap ,pindah duduk ditempat ,dimana kami tidak lagi mendengarkan suara tangisan . Karena ikut campur urusan suami istri, juga bukanlah sesuatu yang baik,karena dapat memperparah keadaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun