Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hindari Diri dari Kepikunan

23 Oktober 2015   15:44 Diperbarui: 23 Oktober 2015   16:36 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi Tua Tidak Harus Pikun

Ada paradigma yang keliru selama ini didalam masyarakat luas, bahwa pikun itu sudah merupakan penyakit yang lumrah bagi orang berusia lanjut.Artinya orang kalau sudah memasuki usia tua,lalu pikun, dianggap sudah normal atau sudah sewajarnya, Cara sesat paham ini , secara sadar ataupun tidak sudah ikut berkontribusi dalam memperngaruhi orang tua, bahwa hidupnya akan berakhir seperti itu.

Padahal seandaiknya pikun itu adalah sebuah kondisi yang memang harus dijalani oleh setiap orang yang berusia tua, maka seharusnya semakin lama, semakin banyak orang pikun.Namun pada kenyataannya, dalam kehidupan masyarakat yang dikategorikan berusia lanjut, jauh lebih sedikit yang mengalami kepikunan.

Bahwa orang yang sudah berusia lanjut, terjadi penurunan kemampuan indranya, seperti berkurangnya penglihatan atau pendengaran , memang tak dapat dihindarkan, namun pikiranya bisa tetap jernih dan jauh dari kepikunan.

Pikun dakan dunia kedokteran dikenal dengan istilah dementia . Yang melukiskan kemunduran secara perlahan lahan pada fungsi intelektual dan sosial seseorang , Makin lama semakin bertambah berat, sehingga akhirnya tidak mengenal dirinya dan keluarganya.

Tidak jarang diusia yang relatif masih muda, orang bisa saja terkena gangguan penyakit ini.Sebagai contoh, salah seorang teman putri kami di Australia yang berusia 5o tahunan,entah apa penyebabnya, menjadi pikun. Datang bertamu kerumah kami. Memeluk putri kami ,seolah olah tidak terjadi apa apa. Namun pandangan matanya kosong dan ekspresinya tampak galau. Kata suaminya :” She pretended” ,ia berpura pura,sesungguhnya sudah tidak ingat bahwa yang dipeluknya adalah putri kami. Ternyata dalam pembicaraan memang ternyata sama sekali tidak menyambung.

Bersandarkan pada kejadian diatas, ternyata pikun tidak serta merta terjadipada manusia yang berusia lanjut, namun bisa saja terjadi pada orang yang berusia relati masih produktif. Walaupun korban pikun ini,umumnya adalah orang berusia lanjut

Tanda tanda Dini

Pada tahap awal adalah menurunnya gairah hidup, Perubahan sikap yang drastis,Berkeluh kesah sepanjang hari , Masih dapat mengingat kejadian kejadian yang sudah berlalu,namun untuk ingat jangan pendek sangat parah.

Pada tahap yang lebih parah, penderita sudah tidak lagi peduli pada siapaun Pembicaraan diulang ulang dan monoton. Tidak lagi memiliki inisiatif sendiri. Bila tidak ditangai dengan serius dan penuh perhatian, penderita akan kehilangan semangat hidupnya. Bahkan terjadi kegagalan dalam berkomunikasi.Bahkan tidak mengenal dirinya sendiri.

Di Australia, setiap orang yang sudah terkena gejala kepikunan, dipasangi di pergelangan tangannya alat elektronik,sehingga keluarganya dapat memonitor keberadaannya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun