Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hindari Diri dari Kepanikan

14 Februari 2016   19:43 Diperbarui: 14 Februari 2016   19:56 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Hindari Diri Dari Kepanikan

Tulisan ini ditulis oleh orang awam, yang tidak berlatar belakang seorang Psikolog. Ditulis berdasarkan pengalaman hidup nyata. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan, bahwa kepanikan jauh lebih berbahaya dari apa yang sesungguhnya ditakuti.

Sewaktu masih di Padang, tetangga saya, nama Ardi sedang merapikan tanaman yang menjadi pagar batas rumahnya dengan rumah tetangga, Entah  mungkin memang tidak memiliki gunting khusus untuk memotong ranting, entah lagi iseng, Ardi mengunakan seblilah pisau panjang. Sementara pada waktu itu, saya sedang membersihkan taman kecil yang terdapat di pekarangan rumah.

Belum lama bekerja, tiba tiba Ardi berteriak..”tolong.,saya kena”. Karena jaraknya hanya beberapa meter dari lokasi saya, maka saya berlari mendekat.. Ternyata tangannya terluka terkena pisau yang digunakannya untuk merapikan pagar. Saya tengok lukanya cukup lebar, sekitar 7 cm. Langsung saya tanyakan :” Ardi kuat kalau saya antarkan kerumah sakit terdekat dengan sepeda motor? Karena mobil sedang berada di garase. Untuk mengeluarkannya butuh waktu beberapa menit.

Karena Ardi mengatakan ok, langsung saya sambar sepeda motor saya dan membonceng  Ardi. Baru setengah perjalanan, tiba tiba  saya merasa tubuh Ardi terkulai di punggung saya. Lansung saya pinggirkan motor ,sambil sebelah tangan memegang Arti ,agar jangan sampai terjatuh. .Saya stop kendaraan yang lewat dan syukur langsung berhenti.Saya katakana bahwa teman saya luka dan pingsan, Kernek Angkot yang saya stop langsung turun dan membantu.  Dan sesaat kemudian ,kendaraan melaju kerumah sakit terdekat.

Terus saya lari kedalam dan minta agar dibawakan tandu,karena tetangga saya pingsan. Setelah membayar ongkos angkot,  Saya tengok wajah Ardi pucat pasi, tubunya dingin dan berkeringat, Sementara nafaskan sesak. Masih ditambah dengan tubuh yang mengigil..Syukur kereta dorong sudah tiba dan  Ardi diangkut  kedalam ruangan Unit Gawat Darurat.

Diperiksa oleh dokter dan sementara itu ,syukur Ardi sudah siuman. Setelah membersihkan luka Ardi membuat Ardi pingsan ,bukanlah karena lukanya.melainkan ,karena Ardi dilanda kepanikan.” Panik itu jauh lebih berbahaya dari pada lukanya” kata dokter . “Hal ini terjadi ,karena pasien (maksudnya Ardi ) pikirannya membayangkan sesuatu yang menakutkan, Padahal lukanya,malah tidak perlu dijahit, Karena hanya menyayat kulit”

Pengalaman Lainnya

Dilain waktu, giliran saya yang kena. Pada waktu dulu, saya hobby menembak tupai di kampung kampung. Apalagi penduduk sangat senang, karena semakin berkurang  tupai, akan semakin berkurang terjadinya kerusakan pada panen kelapanya. Maka setiap kali saya datang untuk menembak tupai, saya disambut hangat di suguhin the hangat ,serta kelapa muda. Saya ke kampung naik sepeda  ,sambil membonceng teman saya Herman,yang bertugas  mengumpulkan tupai yang jatuh karena tembakan saya.

Suatu subuh, kembali saya dan Herman ke kampung,dimana kami biasa berburu tupai. Dengan menyandang Senapan angin merk BSA, yang menjadi kebanggaan saya pada waktu itu, kami bersepeda menuju kelokasi .Jam baru menunjukkan pukul 4,30 subuh.. Mentari belum sepenuhnya terbangun.

Hampir setengah jam berkendaraan sepeda, kami tiba dilokasi. Sepeda disandarkan di pagar dan saya mulai membidik satu persatu tupai yang sedang berada di pelepah buah kelapa. Karena sudah bertahun tahun berlatih ,maka jarang tembakan saya yang meleset.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun