Pasangan Ini Nekat Tiap Hari Angkut 4 Tabung Berisi Gas Berat 118 Kg dengan Sepeda Motor
Siang tadi ,saya dan istri singgah di Restoran Padang Sariminang ,yang berlokasi di Jalan Juanda Jakarta. Kami sudah jadi pelangganan disini sejak bertahun tahun lalu dan hampir semua karyawannya kenal baik dengan kami.
Selesai menikmati makan siang, sewaktu akan meninggalkan meja makan, tampak seorang Pria menurunkan tabungan gas,yang rupanya dipesan oleh restoran ini. Tabung gas 12 Kg ini,diturunkan dari sepeda motor bututnya,sementara istrinya tampak menurunkan tabung yang satu lagi. Seakan menenteng barang ringan. Terbaca di badan tabung gas : Berat kosong: 15 Kg. Isi Netto : 12 Kg. Berarti berat tabung berisi : 15 Kg.+12 Kg.=27 Kg. Total semua adalah empat buah tabung penuh berisi gas 12 Kg.
Iseng, saya coba angkat sebelah tangan , Aduh hampir terkilir bahu saya,padahal mengangkat Cuma beberapa detik. Penasaran saya tanya si mbak ,yang mungkin berumur sekitar 30 tahun:” Nggak berat mbak?”
Si Mbak ketawa lepas. Perkiraan saya meleset. Tadinya saya kira ,akan dijawab:” Ya berat ,tapi apaboleh buat”.Ternyata jawaban si Mbak yang bernama Wati:’ Hehehe sudah terlatih bertahun tahun Opa. Sambil pamer, angkat tabung gas ,satu ditangan kanan dan satu lagi ditangan kiri.
Terpana saya sesaat menyaksikan adegan ini. Terbayang betapa sulitnya mengendarai sepeda motor ,dengan membonceng dua buah tabung gas yang berat brutonya, 27 Kg.untuk satu tabung, Berarti didepan kakinya ada beban seberat 54 kg. Sementara dipunggungnya menempel dua buah tabung gas lagi,yang beratnya sama,yakni 54 Kg. Lalu masih bertengger istrinya, yang mungkin beratnya 50 kg. Saya katakan :” bertengger” ,bukan bermaksud merendahkan,tapi memang tampak kentara, istrinya hanya dalam posisi setengah duduk. Bagaimana caranya ia mampu hidup seperti ini setiap hari?
Walaupun pasangan suami istri ini tidak ada hubungan keluarga,maupun hubungan persahabatan,karena baru saja kenal sepintas,namun tidak tega saya memikirkan seandainya,salah satu dari tabung gas ini jatuh,gimana akibatnya?
Seakan dapat membaca kekuatiran saya, si mbak Wati sebelum meninggalkan lokasi membawa pulang tabung gas yang sudah kosong, kembali mengatakan:” Opa,kami bisa bertahan hidup di Jakarta, karena nekat.” Kemudian menganggukan kepalanya dan sepeda motor butut yang dikendarai suaminya, menderu deru meninggalkan asap yang mengepul dibelakangnya.
Jujur dan Tepat Janji
Menurut salah seorang karyawan restoran,dulunya mereka berlangganan dengan penjual gas yang membawa tabung gas dengan kendaraan roda 4. Tapp sering kali tidak tepat waktu, Muingkin saking banyaknya langgangan yang harus diantarkan tabung gas. Nah,sebagai sebuah restoran besar, tentu mereka menjadi kalang kabut, ketika tabung gas yang dipesan sehari sebelumnya masih juga belum tiba. Akhirnya , mereka berhenti berlangganan dan beralih kepada passanga suami istri ini,
"Dalam waktu kurang dari dua jam, pesanan sudah tiba pak. Walaupun hujan lebat, Karena itu kami tetap belangganan. Mereka jujur ,tidak pernah ada tabung yang kurang isinya dan selalu tepat janji"