Hal Sangat Penting Dipastikan Bila Menyewa/ Meminjam Kendaraan
Suatu waktu, kami ke Hawaii. Karena masih terlalu pagi untuk check in di hotel, maka ada dua pilihan. Pertama masuk hotel, dengan catatan harus membayar penuh karena jam untuk check in adalah jam 12.00 siang, sedangkan pada waktu itu baru jam 4.00 pagi.
Alternatif lain, adalah menyewa kendaraan dan kami dapat berkeliling di Hawaii, menunggu saat check in di Hotel. Sewa kendaraan sehari 100 dolar, sedangkan kalau kami check in ke hotel, harus bayar sewa kamar sebesar 150 dolar per satu kamar. Akhirnya kami sekeluarga memutuskan sewa mobil. Sangat mudah hanya tinggalkan foto copy pasport dan nomer kartu kredit.
Mobil dalam kondisi masih sangat bagus. Saya yang mengendarai dan kami mulai mengelilingi Hawaii. Tiba tiba anak kami mengatakan "Pa, ada peluru besar disini." Saya langsung mencari tempat aman dan meminggirkan kendaraan. Ternyata benar, dilantai kendaraan dibawah jok bangku bagian belakang, tempat anak anak duduk. Ada 3 buah peluru, sebesar jagung muda.
Mau dibuang kesemak semak, kuatir nanti ada yang cidera kalau meledak , maka saya memutuskan untuk membawa kembali ketempat dimana kami menyewa kendaraan tadi. Namun karena pada waktu itu hanya mengandalkan peta dan belum ada GPS, kami nyasar dan masuk kedalam lokasi Marinir Amerika Serikat di Pearl Harbour.
Kesasar Masuk ke Komplek Marinir U.S.
Saya mengendarai mobil dengan santai. Tiba-tiba ada jeep yang menyorotkan lampu dim dan dalam beberapa saat, jeep tadi sudah menghadang di depan kendaraan yang saya kendarai, 4 orang marinir bersenjata melompat turun.
Mendekati jendela mobil dan mengisyaratkan agar kaca mobil dibuka. Tanpa merasa bersalah kaca jendela saya buka dan dengan wajah tegang, marinir tadi melongok kedalam mobil. Melihat di dalam kendaraan isinya adalah istri dan anak-anak kami wajahnya berubah santai.
Saya diminta turun dan menunjukkan SIM Saya tunjukkan SIM Indonesia dan mengatakan bahwa kami baru pertama kalinya tiba disini.
Si Marinir manggut-manggut dan mengatakan pada teman-temannya, bahwa kami satu keluarga dan baru datang. Ia mengatakan, bahwa daerah ini terlarang untuk umum dan tadi ia sudah memberi tanda, namun saya terobos terus makanya dikejar.
Saya minta maaf, karena sama sekali tidak melihat tanda, karena saking ayiknya melihat kiri kanan. Sementara dalam hati yang paling saya kuatirkan adalah andaikata kendaraan di geledah ,maka pasti saya akan ditahan. Walaupun saya mengatakan bahwa peluru bukan milik saya, jelas tidak mungkin saya akan dilepas begitu saja. Namun saya berusaha santai dan tak menunjukkan wajah cemas.