Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Good Bye Kawa Sweeney

28 Juli 2017   08:23 Diperbarui: 28 Juli 2017   13:30 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber berita dan gambar: http://www.watoday.com.au

Merujuk pada  tulisan yang sudah dipostingkan kemarin,tanggal 27 Juli,2017 dengan judul:"Gadis Mungil Ini Tidak Akan Pernah Pulih Lagi " Pagi ini kembali sumber berita yang sama ,menuliskan sesuatu yang membuat kita tersentak. Gadis kecil yang baru berusia 3 tahun ini dibawa kedua orang tuanya berlibur di Bali.Entah apa yang terjadi tidak diceritakan.Tapi anak ini ditemukan didasar kolam dan kemudian diterbangkan ke Perth.Keberangkatan mereka sempat tertahan,karena bermasalah dengan urusan asuransi perjalanan.

Namun dengan memposting di sosial media,dalam waktu kurang dari 24 jam sudah terkumpul sumbangan sebesar $.70.000 .-- atau setara dengan 700 juta rupiah. Karena untuk membawa pasien yang sedang dalam keadaan kritis, maskapai penerbangan tidak akan mau mengambil resiko,bila pasien tidak didampingi oleh tim medis. Hal ini menyebabkan biaya perjalanan menjadi membengkak.Sempat dirawat di Rumah Sakit Princess Margaret di Perth. Namun tim medis yang menangani menyatakan Kawa sudah mengalami mati otak.

 Pada hari Kamis sore,tanggal 27 Juli kemarin,pihak keluarga memutuskan untuk mencabut sarana pendukung bagi kelangsungan hidup gadis mungil ini. Mati otak ini disebabkan terlalu lama tiadanya penyaluran darah dan oksigen ke otak.Yang mengakibatkan seluruh sistim otak tidak lagi bekerja dalam mengatur denyut kehidupan kita,seperti denyut jantung dan pernafasan secara refleks. Menurut medis,bilamana orang sudah dinyatakan mati otak,maka sesungguhnya  ia sudah meninggal.

"The family of a three-year-old girl flown to Perth after almost drowning in a Bali pool have made the decision to switch off her life support. On Thursday afternoon, the agonising decision to turn off her life support was confirmed.
"Unfortunately, in spite of all the hopes and prayers Kawa has lost her battle. Family are saying goodbye today,"
 

http://www.watoday.com.au

Catatan Penulis

Kita sama sekali tidak kenal dengan keluarga Kawa Sweeney dan juga tidak ada hubungan apapun,selain hubungan kemanusiaan. Namun dapat merasakan,bagaimana tersiksanya kedua orang tuanya dalam mengambil keputusan terberat ini. Tetap mendapatkan dukungan dari peralatan canggih kedokteran,dapat membuat tubuh Sweeney tetap hidup. Karena fungsi otak digantikan oleh peralatan canggih, walaupun Kawa sama sekali sudah tidak mengenal dunia. Disini lain,mencabut peralatan dari tubuh mungil ini,berarti Kawa akan pergi untuk selama lamanya.

Pelajaran hidup yang teramat pahit bagi kedua orang tuanya dan menjadi pelajaran berharga bagi kita semuanya. Untuk menomor satukan keselamatan anak anak kita,betapapun asyiknya main HP ataupun nonton sinetron.

Belajar dari duka nestapa orang lain,agar kita jangan sampai membayar uang sekolah yang teramat menyakitkan,adalah bagian dari pelajaran ilmu kehidupan.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun