Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Filosofi Usang

18 September 2016   09:28 Diperbarui: 18 September 2016   10:30 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*hidup tanpa falsafah , adalah ibarat berjalan tanpa tujuan * tjiptadinata effendi

Filosofi Usang

Sejak zaman super millennium melanda dunia,maka filosofi atau falsafah hidup yan dahulunya dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan bermasyarakat,mulai tergerus  Dan semakin lama semakin mengabur, sebelum akhirnya terkubur ditelan arus modernisasi .

Orang sudah tidak lagi peduli akan persahabatan, karena dijaman kini, tampaknya seakan persahabatan tidak lagi penting, Persahabatan dimasa kini, hanya sebatas tata krama yang sudah dianggap basi  dan tidak lagi up todate untuk dijadikan  falsafah hidup.

Kesombongan Awal Kejatuhan

Diawal perpindahan kami ke Jakarta, saya mencoba menghubungi beberapa sahabat lama. Tapi diluar dugaan , bukannya antusias mendengarkan bahwa kami sudah pindah ke Jakarta, malahan mendapatkan respons yang sangat melukai perasaan.

Suatu waktu, ketika saya menelpon salah satu sahabat baik saya semasa di Padang, telpon dijawab oleh sekretarisnya.  “ Halo selamat pagi, Maaf ,ada yang bisa saya bantu pak?” Suara seorang wanita diseberang sana, yang  kemungkinan besar adalah sekretarisnya. “Selamat pagi juga mbak,Nama saya Effendi, sahabat pak Teddy sewaktu masih di Padang” Jawab saya.

“Sebentar ya pak..saya tanya dulu.” Jawab sekretarisnya

Sementara telpon masih online,saya mendengarkan samar samar percakapan antara si mbak dengan Teddy bossnya .” Maat pak ,ada yang namanya Effendi,katanya sahabat bapak sewaktu masih di Padang, Boleh saya sambungkan pak? “ tanya sekretarisnya. 

Terdengar jawaban dari bossnya:” Effendi?” Ah,saya sedang sibuk,bilang saja saya lagi keluar “

Suara itu bagaikan sebuah tombak yang dilemparkan ,tepat sasarannya,yakni langsung menembus hati saya. Padahal Teddy ,disamping sahabat ,sekaligus adalah tetangga kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun