Internet Meniadakan Jarak tapi Berpotensi Menciptakan Jurang di Dunia Offline
Kehadiran internet di zaman super mileneum ini tentu saja patut disyukuri karena ada begitu banyak hal yang dahulnnya dianggap tahayul atau bagian dari dongeng 1001 malam, ternyata  kini hadir secara nyata dalam kehidupan kita.Â
Dalam keluarga besar kami saja ada Grup Whatsapp dari keluarga istri saya dan juga Grup dari keluarga besar dari pihak orang tua saya. Senang sekali rasanya bisa berkomunikasi dengan ponakan atau ponakan cucu yang dulu sewaktu masih kecil di gendong-gendong, kini ternyata sudah memiliki kehidupan yang layak, maka saling kangen kangenan lewat internet, setidaknya dapat mengobati kerinduan hati karena sudah terpisah oleh jarak antara benua yang satu dengan benua lainnya. Belum lagi waktu yang berlalu bukan lagi dalam bilangan tahun, malahan ada yang sudah 40 tahun lebih belum pernah ketemu muka lagi. Padahal tempo dulu boleh dikatakan hampir setiap bulan kami ketemu.
Hal ini adalah bukti nyata bahwa kemajuan zaman dalam bentuk fasilitas internet sudah meniadakan jarak di dunia ini. Antara anggota keluarga yang domisili di Tiongkok, Australia, Indonesia, Malaysia, Hongkong, Jerman, Belanda, Turki dan Italia, dalam hitungan detik dapat saling mengirimkan berita dan meng-upload setiap peristiwa lewat foto-foto.Â
Kalau dulu, saya harus melakukan bisnis lewat sarana telex, kini begitu mudahnya,sehinga dapat dilakukan via HP Bahkan transaksi dalam nilai ratusan juta sudah tidak lagi harus ke bank, melainkan via internet banking. Yang dapat  berhasil tidaknya lewat HP.
Kami menjual kendaraan Honda Freed, bahkan menjual salah satu Apartemen kami dengan nilai lebih dari 1 M tanpa menengok uang selembar pun dalam bentuk fisik. Semuanya dilakukan hanya via internet banking.
Sisi Bahaya Internet
Akan tetapi disamping manfaat internet yang tidak dapat dipungkiri bila tidak hati-hati dalam memanfaatkan fasilitas internet, dapat menjebak kita masuk kedalam perangkap. Karena internet dapat menciptakan jurang pemisah antar anggota keluarga. Sejak Mark Zuckerberg membawa laman internet untuk diperkenalkan kepada dunia, maka sejak saat itupun dalam seketika telah terjadi semacam evolusi pada dunia. Orang tidak lagi butuh waktu berjam-jam, bahkan berhari-hari berlajar untuk dapat bertemu dengan sanak keluarga yang sudah bertahun tahun terpisah, Hanya lewat sentuhan ujung jari jemari saya, pertemuan sudah terjadi, bahkan bisa dilengkapi dengan foto-foto terkini. Dunia sudah seakan berada di telapak tangan manusia.
Tetapi euforia berlama lama akan kehadiran  internet ternyata tidak sedikit membawa petaka dalam kehidupan berumah tangga dan hidup bertetangga. Orang sudah mulai hidup sendiri-sendiri. Anak-anak sibuk main games, suami sibuk ber-hahahihi dengan wanita lain lewat chatting-chattingan, sementara secara diam-diam, sang istri juga sudah mulai memiliki idola di dunia maya. Sejak saat itu sesungguhnya keluarga sudah mulai menggali lubang yang lama kelamaan menjadi jurang, memisahkan anggota keluarga. Ketika disadari, semuanya sudah terlambat.
Dunia nyata bahkan kini sudah terasa asing
Coba saja tengok, masih tersisa berapa banyak lagi orang yang masih menyempatkan diri untuk saling berkunjung? Baik antara anggota keluarga maupun antar tetangga. Orang sudah terobsesi oleh effisiensi waktu dan merasa cukup via SMS saja.