Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari Pengumpul Botol, Jadi Pemilik 4 Rumah Makan di Jakarta

16 Oktober 2014   21:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:45 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1413434597609563215

[caption id="attachment_348087" align="aligncenter" width="450" caption="Lari dari masalah ,berarti tidak mungkin akan menang."][/caption]

Dari Pengumpul  Botol,Jadi Pemilik 4 Rumah Makandi Jakarta

Salah satu dari karyawan kami, namanya Teddy, setelah selesai urusan di kantor, tidak langsung pulang kerumahnya. Melainkan masih melanjutkan pekerjaan lain yakni mencuci dan membersihkan botol botol bekas. Jadi dari gaji yang diterimanya setiap bulan, sebagian dijadikan modal untuk membeli botol botol bekas dari jenis apapun. Botol bekas ini di kumpulkan dan bila sudah cukup banyak di rendam dalam drum bekas ,agar semua kotoran dan merk merk yang melekat mudah dibersihkan.Dengan mengunakangumpalan aluminium halus,tiap soreTeddy membersihkan botol botol bekas ini. Dikeringkan dan kemudian di packing dalam karung bekas. Semuanya dikerjakan sendiri. Bila sudah cukup 10 karung, maka botol bekas yang sudah dibersihkan dan dipacking ini dikirim ke Pekanbaru, yang berjarak tempuh sekitar 7 jam dari Kota Padang.

Menurut Teddy, hasilnya lumayan untuk bisa menabung.Teddy disamping karyawan kami, juga sekaligus teman bermain sewaktu kecil, hanya usianya terpaut 7 tahun dibawah saya. Setelah jam kantor usai pada pukul 5 sore, biasanya kami berbicara tentang masalah pribadi,karena kendati Teddy karyawan ,tapi diluar jam kerja ia adalah teman saya. Menurut Teddy ia ingin mengubah nasibnya untuk mencoba berusaha di Jakarta,yakni membuka rumah makan Padang. Saya mendukung sepenuhnya dan mengatakan ,bila ia sudah siap, cukup memberitahukan pada saya , agar saya dapat mencari pengantinya.

3 Tahun Kemudian

3Tahun Kemudian Teddy pamitan untuk ke Jakarta. Saya membantu sebisanyadan dalam hati mendoakan agar Teddy sukses dirantau . Kemudian masing masing sibuk dengan urusan dan komunikasi kami terputus.

Bertahun tahun berlalu ,tanpa komunikasi . Suatu waktu sayadan istri ke Jakarta ,untuk mengurus keberangkatan putri kami ,yang pada waktu itu akan berangkat ke Seatle ,Amerika Serikat untuk melanjutkan studynya.Di Jakarta ,kami singgah makan siang di salah satu rumah makan Padang :”Sari Minang” ,yang berlokasi di Jalan Juanda. Selesai makan, kami keluar dari restaurant dan akan naik taksi.Sambil menunggu taksi kosong lewat, kami berdiri dipinggir jalan. Tiba tiba sebuah sedan Bmw yang masih berkilap, melambatkan kendaraanya dan berhenti hanya 2 meter dari tempat kami berdiri. Seorang berpakaian perlente turun dari mobil dan langsung setengah bergegas kearah saya . Menyalami dan memeluk saya:’ Pak Effendi,,saya Teddy.. senang sekali bisa ketemu disini”

Agak lama saya terpana. Saya dengan sangat jelas ingat wajah ini, tapi penampilannya yang rapi ,ditambah lagi turun dari bmw yang masih berkilap,membuat saya sesaat agak bingung. Tapi saya tidak punya waktu banyak untuk melamun ,tangan saya langsung ditarik masuk ke mobil yang dikendarai nya .Sambil menyalami istri dan putri kami :’ Maaf ibu dan adik ,silakan masuk ke mobil”

Bagaikan terhipnotis ,saya melangkah masuk ke dalam kendaraannya yang bangkunya masih berbalut dengan plastictipis “Maaf pak Effendi, mobil baru kemarin saya ambil dan belum sempat dibuang plastiknya..” kata Teddy sambal kendaraan mulai melaju meninggalkanjalan Juanda.

Perjalanan Panjang Menuju Sukses

Selama diperjalanan Teddy dengan sangat antusias bercerita, bahwa pada waktu baru tiba di Jakarta, ia hidup kost kostan di dalam gang,karena sewanya jauh lebih murah. Dan sesuai cita cita awal, ia mulai beli sebuah gerobak, untuk jualan nasi Padang. “Semuanya saya kerjakan sendiri . Saya belanja di Pasar Kebayoran Lama. Pasar pagi ini jam 3 subuh sudah ramai dan selisih harga cukup banyak dibanding bila belanja disiang hari “Jelas Teddy.4 tahun jualan nasi Padang di gerobak dan sudah menabung ,lumayan . Akhirnya Teddy memutuskan untuk menyewa tempat disalah satu sudut jalan di Kebun Jeruk. Kedai ini adalah bekas rumah makan yang sudah ditutup,karena sepi dari pembeli, sehingga merugi. Pemiliknya yang sudah tua, memutuskan ,lebih baik ia menerima sewa kedai setiap bulan,walau tidak banyak,tetapi tidak ada resiko.

Ini adalah awal kebangkitan Teddy. Kedai kecil ini di bersihkan dan dicat ulang walau untuk itu ia harus mengeluarkan uang ekstra Ternyata karena masakannya enak,bersih dan murah dan disertai dengan pelayanan yang baik, maka tidak heran dalam waktu singkat,kedai nasi yang diberi nama:” Teddy Padang” laris manis. Kalau di awal awal ,hanya bang beca dan sopir angkot serta anak sekolahan yang datang makan,kini bahkan orang yang berkendaraan sedan juga datang. Namun hanya 3 tahun ia menikmatikeberhasilan ini, rupanya melihat kedainya luar biasa maju, tiba tiba saja pemilik kedai mengatakan , bahwa ponakannya ingin buka usaha dan mulai bulan depan kedai tidak lagi diperpanjang sewanya kepada Teddy.

Sempat Stress

Bagaikan terhempas dari angan angan yang hampir tiba di gerbang impiannya Karena bukan hanya kedai yang diambil alih kembali, malahan semua karyawan ,terutama juru masak yang sudah dilatih selama beberapa tahun oleh Teddy, ikut di rekrut oleh pemilik kedai.,Teddy merasa sangat terpukul dan sempat mengalami shock dan sakit beberapa bulan. Syukur istrinya senantiasa membangkitan semangatnya, bahwa rejeki itu tidak ditentukan oleh tempat ,tapi oleh usaha dan kerja keras,

Akhirnya pintu menuju kesuksesan itupun datang. Seorang kenalan dari Padang, yang sudah memulai usaha buka warung nasi ,tetapi sepi pengunjung, mengajak Teddy untuk kerja sama. Namun pengalaman mengajarkan Teddy untuk mawas diri dan berhati hati. Ia memberanikan diri, untuk menawar :” membeli kedai tersebut dengan cara beli ansur” dan bukan dengan cara kerja sama. Akhirnya mereka sepakat,kedai tetap di beli tunai,namun Teddy membayar ansuran ke salah satu bank pemerintah yang memang memiliki program KUK atau kredit usaha kecil.

KiniKedai itu sudahJadi restoran

Kini kedai itu sudah tidak ada lagi,karena sudah dibangun baru dan menjadi sebuah restoan yang cukup elite di kawasan Kebun Jeruk. Dan bukan hanya satu satunya, melainkan sudah berada di 4 lokasi.!

Perjalanan panjang sudah mengantarkan Teddy, tukang cuci botol.kini jadi boss pemilik restaurant Teddy sudah sukses meraih impian hidupnya dan kini berbahagia bersama keluarganya. Saya juga ikut berbahagia, bukan karena diundang makan gratis, tetapi menemukan mantan karyawan saya, jauh lebih sukses dalam pencapaiannya dibandingkan dengan saya.

Hidup bersifat dinamika. Yang hari ini jadi kuli, beberapa tahun lagi ketemu ,mungkin sudah jadiBoss. Sebaliknya ,orang yang hari ini kita temui sebagai Boss,bisa saja ketemu beberapa tahun kemudian,jadi pemulung. Hal ini sudah saya saksikan dengan mata kepala sendiri.

Mount Saint Thomas, 16 Oktober ,2014

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun