Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cinta Tidak Berakhir dengan Kematian

19 Juli 2017   10:49 Diperbarui: 19 Juli 2017   14:13 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber berita dan gambar :http://www.news.com.au/18.07.17

Tewasnya 298 orang bersamaan dengan meledaknya  Pesawat  MH 17 akibat ditembak menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Tanggal 17 Juli,2017 genap tiga tahun, pesawat milik Malaysian Airline  Boeing 777 bernomor MH17 ditembak jatuh pada tanggal 17 Juli 2014 di Udara Ukraina dan menewaskan 298 orang yang terdiri dari 193 orang warga Belanda, 27 orang warga Australia, Indonesia 12 orang, Britania Raya 10 orang, Jerman 4 orang, Belgia 4 orang, Filipina 3 orang dan warga Kanada 1 orang.

Pesawat milik Maskapai Penerbangan Malaysian Airline ini berangkat dari Bandara Schiphol, Amsterdam sore sekitar pukul 06.00 dengan  membawa  283 penumpang dan 15 awak dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur.

Sumber foto dan berita: http://www.news.com.au/18.07.17
Sumber foto dan berita: http://www.news.com.au/18.07.17
Cinta Tidak Berakhir dengan Kematian
Walaupun 3 tahun sudah berlalu, namun bagi keluarga korban seakan peristiwa yang teramat menyakitkan ini,serasa baru saja kemarin terjadi. Bahkan tidak sedikit yang masih saja berharap bahwa semuanya hanyalah mimpi buruk.Dan berharap ketika terbangun, semua anggota keluarga masih utuh dan berada bersama di dalam rumah. Secara pribadi saya dapat merasakan, karena Ferry dan Herry, kedua keponakan yang sejak kecil sering saya gendong dan ajak bermain hilang secara misteri  bersama dengan MH370. Dan sejak tanggal 8 Maret tahun 2014 hingga kini masih  merupakan misteri yang tak terungkapkan.

Sumber foto dan berita: http://www.news.com.au/18.07.17
Sumber foto dan berita: http://www.news.com.au/18.07.17
Karena itu, ketika membaca di www.news.com.au tentang betapa warga Australia yang kehilangan anggota keluarganya setiap tahun berkunjung ke Belanda untuk menunjukkan bahwa kematian tidak mampu menenggelamkan rasa cinta mereka terhadap orang-orang yang dicintai dan telah dijemput secara paksa oleh tembakan rudal. 

Salah satunya, seperti  kisah tentang Jack O'Brien yang baru berusia 25 tahun. Ketika bermaksud kembali kerumahnya di Australia, setelah 7 minggu berlibur ternyata tidak pernah sampai ke tengah keluarganya, karena pesawat MH17 yang ditumpanginya ditembak jatuh . Jack pergi untuk selama-lamanya bersama seluruh penumpang dan awak pesawat.

"His family --- mother Meryn, father Jon and younger sister Bronwyn --- arrived in Amsterdam yesterday to honour him, walking through the same airport he had walked through three years before.

Jon and Meryn O'Brien with daughter, Bronwyn, at the new MH17 memorial in the Netherlands. Jon and Merryn's 25-year-old son Jack was killed on MH17. "

Sumber foto dan berita: http://www.news.com.au/18.07.17
Sumber foto dan berita: http://www.news.com.au/18.07.17
Ibu dan ayahnya serta adik perempuan Jack tiba di Amsterdam kemarin untuk berjalan di bandara yang sama demi mengenang Jack. Tentu bukan hanya keluarga Jack yang mencintai dirinya, melainkan disana hadir juga  orang-orang dari berbagai belahan dunia yang datang untuk menyatakan bahwa kematian dan waktu yang berlalu tidak memupus rasa cinta terhadap orang-orang yang dicintai dan telah tewas bersama seluruh penumpang MH 17 yang ditembak 

Bendera Setengah Tiang
Pada gambar tampak bendera setengah tiang dari berbagai negara, tapi tidak tampak ada bendera Merah Putih di sana. Padahal dari jumlah orang yang ikut tewas dalam peristiwa meledaknya pesawat MH17 akibat ditembak jatuh,Indonesia masuk urutan ke 3 dengan jumlah 12 orang yang ikut tewas. Mungkin beda negara, beda budayanya . 

Kisah Jack ini hanya sekeping kisah sedih yang dicuplik dari ratusan kisah perih lainnya. Sekedar menyadarkan kita semua bahwa kematian bukanlah alasan untuk melupakan orang yang sudah meninggal.

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun