Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cara Menjaga Relationship dalam Berbisnis

3 April 2016   12:50 Diperbarui: 3 April 2016   14:38 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Password berbisnis paling penting adalah :"Kejujuran" ,sesuatu yang tidak pernah diajarkan di universitas manapun di dunia ini.

Bisnis offline ataupun bisnis online, walaupun sarana dan prasarana yang dimanfaatkan berbeda, termasuk gaya dan tampilan dalam promosi, namun sesungguhnya intinya hanya satu, yakni menjaga kepercayaan relasi bisnis kita.

Kita tidak perlu belajar teori ilmu dagang atau ilmu diplomasi tingkat tinggi dalam menjalin dan menjaga hubungan baik dalam berbisnis, karena sesungguhnya intinya sangat sederhana. Siapapun adanya relasi kita, tentu mereka ingin berbisnis dan melanjutkan hubungan dagang bila ada kejujuran. Mungkin kita merasa bahwa diri kita cerdik, tapi bila kita ingin sungguh-sungguh menjaga hubungan berbisnis jangka panjang, maka jangan pernah manfaatkan kecerdikan kita kepada relasi kita. Karena setiap pebisnis memiliki “sense of faith“ atau feeling tentang kejujuran.

Orang Barat Berpegang pada Sales Contract, tapi Orang Asia Berpegang pada Pembicaraan

Dalam hubungan dagang dengan orang-orang dari dunia barat, seperti Eropa dan Amerika, maka mereka berpegang teguh pada apa yang tersurat di dalam Sales Contract atau Kontrak Jual Beli. Sebelum Surat Kontrak Jual Beli dikonfirmasi oleh kedua belah pihak, maka mereka belum akan melangkah lebih jauh.

Tapi bila kita berhubungan dagang dengan orang Asia, seperti  misalnya Singapura, maka yang dipegang adalah kata-kata kita. Kontrak jual beli sudah dianggap sah, bila sudah terjadi  pembicaran via telpon dan sudah dinyatakan :” we confirm” atau :” Okay” .Setelah itu baru surat menyurat secara formal akan ditindaklanjuti.

Seandainya setelah kontrak via telpon sudah selesai, tiba-tiba terjadi perubahan harga komoditi yang kita jual belikan, mungkin kita tergoda untuk membatalkan  jual beli. Karena secara hukum, sama sekali tidak ada pegangannya karena Surat Kontrak Jual Beli belum ditandatangani, jangan pernah tergoda. Karena sekali melakukan :” kecerdikan” sepihak, maka percayalah nama perusahaan kita akan di black list dan disebarluaskan ke seluruh calon pembeli.

Pengalaman Pribadi

Pernah kami barusan beberapa menit menutup kontrak via telpon dengan pembeli di Singapura. 10 ton kopi dengan harga sekian. Tiba-tiba dapat kabar bahwa harga kopi melonjak naik, karena di Brazillia sebagai negara produsen kopi nomor satu di dunia terjadi “frozen” atau hujan salju dan kebun kopi disana rusak parah.

Selisih harga sangat fantastik, kalau kami membatalkan dan menjual kepada pembeli lainnya, maka keuntungan akan diperoleh bisa berlipat ganda. Namun kami ingin berdagang bukan menipu orang, maka kami kapalkan sesuai kontrak via telpon. Sejak saat itu pembeli di Singapura selalu memberikan kami prioritas  utama, karena sudah terbukti bahwa kami dapat dipercayai.

Kesimpulannya adalah:

  • berbisnis apapun perlu dilandasi dengan kejujuran
  • jauhkan diri dari kecerdikan sepihak
  • jaga relationship dengan relasi
  • jadilah seorang decision maker dalam berbisnis
  • buktikan bahwa diri kita memang layak dipercayai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun