Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Cara Mencegah Amnesia Secara Alami

8 Oktober 2014   03:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:58 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1412687064551708137

[caption id="attachment_346562" align="alignleft" width="648" caption="memory disordered"][/caption]

Cara Mencegah  Amnesia Secara Alami

Kemarin, teman putri kami, nama Jenny bertandang kerumah .dengan diantar suaminya. Karena Jenny sudah lama juga mengenal kami, maka walaupun putri kami sedang tidak berada dirumah, kami persilakan masuk . Jenny menyalami saya dan memeluk istri saya,sebagai adat dan kebiasaan orang disini. Suatu surprise bagi saya ,karena setahu saya , Jenny sudah sejak 6 bulan lalu mengalami amnesia yang parah. Menyaksikan Jenny memeluk istri saya dengan akrab,saya berpikir Jenny sudah sembuh.

Namun suaminya seolah mengetahui apa yang sedang saya pikirkan dan langsung berbisik:”She pretended” .. Maksudnya istrinya hanya pura pura mengenal,tetapi sesungguhnya lupa pada siapa ia berhadapan.

Kejadian ini mengingatkan saya ,pada peristiwa pahit getir yang pernah saya alami

Sewaktu masih muda ,saya pernah jatuh dan mengalami cidera pada bagian kepala. Berbulan bulan terbaring , Pernah koma berkali kali. Dan setelah perawatan intensif,akhirnya secara phisik dinyatakan sembuh.

Tetapi walaupun saya sudah dapat beraktivitas lagi, namun saya merasa bukan lagi Effendi yang dulu.. Saya menjadi sangat rapuh,baik phisik ,maupun mental saya. Sebelum jatuh,saya seorang olahragawan. Berlatih karate bertahun tahun dan sekaligus pelari marathon. Setelah luput dari maut,saya seperti kehilangan hampir segala daya hidup. Saya menjadi pelupa . Kata dokter syaraf,saya mengalami amnesia…kehilangan sebagian ingatan,karena cidera pada otak.

Saya masih ingat siapa diri saya dan bisa melakukan aktivitas,seperti mandi ,makan dan ganti pakaian. Namun banyak kelainan yang saya rasakan terjadi pada diri saya,misalnya:


  • kalau berbicara,sering tidak nyambung,
  • bahkan lupa,apa topik yang sedang dibicarakan
  • Begitu juga ,saya lupa,apakah sudah sarapan atau belum
  • Sama sekali tidak bisa fokus ,ketika berpikir sesuatu
  • Saya bahkan tidak dapat mengingat tanda tangan lagi.

Kesulitan untuk Berinteraksi

Secara umum. amnesia tidak menyebabkan hilangnya identitas diri., tapi kesulitan belajar tentang input input yang baru. Penyebab amnesia adalah  kerusakan bagian otak yang penting untuk proses memori. Yang bila tidak ditangani dengan baik akan menjadi kerusakan permanen.  Berarti pikun.dan kehilangan ingatan permanen.

Pengobatan medis mengatakan, tidak ada pengobatan khusus untuk amnesia. Namun ada teknik untuk meningkatkan memori. Support psikologis dari orang orang terdekat,akan amat membantu.

LUPA TANDA TANGAN SENDIRI

Pernah saya ke bank,untuk mengambil uang. Tapi ketika ditanya oleh Kasir,berapa jumlah uang yang mau diambil,saya bingung . Saya lupa. Bahkan ketika disuruh menanda tangani cek, tanda tangan saya semuanya berbeda. Akibatnya ,saya tidak boleh mengambil uang. Saya jadi emosionil dan  mengatakan:” Ini uang saya ,koq cek saya tidak bisa dicairkan?”

“Maaf,bapak,habis tanda tangan bapak beda  semuanya. Nanti kami dimarahi oleh boss. Kami tahu ini uang bapak,tapi prosedur tidak mengijinkan kami membayar ,bila tanda tangan tidak sama.”

Akhirnya mereka menelpon istri saya dan semua urusan diambil alih oleh istri saya.Dilain waktu,saya bawa kendaraan,kemudian waktu pulang saya jalan kaki. Mobil saya tinggalkan .

Hidup dalam kondisi amnesia,sungguh amat sangat menderita. Tidak hanya diri saya pribadi,tetapi juga istri dan keluarga saya.  Apalagi kalau menjadi pikun permanen.Bagi saya ,menjadi pikun,lebih menakutkan daripada kematian. Oleh karena itu saya bersyukur,istri dan anak anak .memberikan kasih sayang mereka. Sehingga saya termotivasi untuk bisa sembuh.

Mengatur Jadwal Kegiatan Setiap hari:


  • membaca buku , lalu menuliskan kembali,apa saja yang masih ter ingat
  • lakukan hal ini ,minimal 3 kali dalam sehari
  • Melihat album album foto, lama
  • sambil menghafal nama orang orang yang di kenal,yang terdapat di foto.
  • Mengisi teka teki silang,walaupun yang mudah mudah saja./susun parcel

  • Melakukan kunjungan sosial
  • memotivasi diri,bahwa saya bukan satu satunya yang menderita di dunia ini.
  • Berdoa

Kendati,saya menjadi pelupa, namun demikian,  tidak berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan dan pengetahuan umum, kesadaran ,serta identitas pribadi, Jadi sepintas orang tidak tahu ,bahwa saya penderita amnesia.bila tidak bergaul dengan saya.Karena saya bisa menyetir sendiri. Tapi seringkali saya tidak tahu ,mobil saya parkir dimana.Bahkan tidak jarang,ketika saya berbelaja,uang kembalian tidak saya ambil.

Hidup sebagai penderita amnesia bukan hal yang mudah. Tidak hanya diri sendiri yang menderita,tetapi juga  keluarga dan orang orang terdekat. Saya butuh waktu tiga tahun ,untuk bisa pulih.

.Kepikunan Justru Lebih Mengerikan daripada Kematian

Pada umumnya,kematian adalah sesuatu yang menakutkan ,tetapi bagi saya justru hidup dalam kepikunan ,justru lebih mengerikan. Oleh karena itu saya tidak pernah berhenti beraktivias hingga saat ini,

Saya senantiasa mendisplin diri dan membuat jadwal kegiatan sehari hari:


  • Bangun pagi
  • Doa- senam – mandi –sarapan –membaca /menulis
  • Antar cucu kesekolah
  • Kegiatan sosial lainnya/bertemu dengan teman teman
  • Kekebun./jalan jalan - santap siang
  • Membaca /menulis
  • Jemput antar cucu cucu
  • Ke club senior /kegiatan sosial lainnya/kepantai untuk refreshing

Saya tidak pernah membuang waktu secara sia sia. Karena bagi saya ,waktu adalah karunia yang tak ternilai ,Sayang sekali bila di sia siakan.

Semoga tips kecil ,yang saya rangkum berdasarkan pengalaman pahit hidup saya ,bermanfat dan dapat menjadi inspirasi,agar sedini mungkin mencegah proses kepikunan diri.

Mount Saint Thomas, 07 Oktober, 2014

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun