Berada Didekat Bung Karno Membuat Saya Merinding
Memandangi wajah Bung Karno dari dekat membuat tubuh saya merinding. Apalagi mendengar suara khas tokoh Proklamsi ini ”Aku titip negeri ini padamu.” Serasa rohnya masih melekat erat dalam kata demi kata. Ketika menimba air disumur yang sama dan membasuh muka dari sumber air di mana dulu Bung Karno setiap hari melakukannya disini, tak urung membuat hati tergetar.
Inilah kenangan yang tak pernah akan terlupakan dari kunjungan kami ke Bengkulu. Kembali terbayang di ruang mata, karena pada hari ini bangsa Indonesia memperingati Hari Lahirnya Pancasila. Dan kita tidak mungkin berbicara tentang Pancasila dengan melupakan pencetusnya, yakni Bung Karno. Terlepas dari suka atau tidak, terlepas dari intrik intrik politik yang sesungguhnya tidak kita pahami secara mendasar, Bung Karno adalah tokoh kemerdekaan Indonesia!
Bahkan tidak berlebihan bila dikatakan bahwa tidak seorang pun pantas bercerita tentang kemerdekaan tanpa mengingat satu nama yang ikut secara langsung memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia ini. Walaupun nama Bung Karno semakin lama, semakin tergerus oleh beragam alasan. Sehingga dikuatirkan ke depan generasi muda sudah tidak lagi mengenal nama Bung Karno.
Secara pribadi, saya hanya menengok dari jarak dekat, ketika Bung Karno meresmikan Lapangan Banteng di kota Padang. Terbayang oleh saya Jeep militer terbuka berhenti pas di depan rumah seorang dokter yang dipekarangannya ada sebatang pohon manggis Belanda. Bung Karno turun dari Jeep dan dikawal kiri kanan. Namun beliau tidak langsung masuk ke lapangan, melainkan menyalami anak anak sekolah yang memegang bendera Merah Putih ukuran mini di tangan masing masing, Dan salah satu di antara anak anak tesebut, adalah penulis artikel ini.
Menengok Tempat Bung Karno di InterogasiMenengok secara langsung ruangan sempit dimana Presiden RI yang pertama ini di interogasi, sungguh-sungguh membuat dada serasa sesak oleh rasa haru. Inilah sosok pemimpin bangsa Indonesia yang sebelum duduk di kursi kepresidenan, terlebih dulu harus mengalami penghinaan dan penderitaan. Dan kemudian di hari hari terakhir hidupnya, menitipkan pesan kepada seluruh rakyat Indonesia ”Aku titip negeri ini padamu!”
Suara yang seakan bergaung dan bergema kembali, kendati orangnya sudah tidak lagi berada di dunia ini. Seakan semangatnya masih melekat erat dan gaung suara itu tidak hanya memenuhi setiap sudut ruang yang tersisa disana, tapi juga merasuk hingga kerelung hati terdalam.
Bung Karno adalah sosok yang mencetuskan Pancasila sebagai dasar negara pada tanggal 1 Juni 1945. Pancasila ini menjadi fondasi yang mampu menepis segala perbedaan dan sudut pandang yang berbeda untuk mewujudkan Indonesia bersatu.
Tulisan ini hanyalah sepotong kenangan yang ditulis oleh satu dari antara 240 juta warga Indonesia yang tersebar di seluruh nusantara dan juga di seluruh dunia. Mengingat hari lahirnya Pancasila, sekaligus mengingat Bung Karno.Karena tanpa Bung Karno, Pancasila tidak akan jadi dasar negara kita dan tanpa Pancasila tidak akan ada NKRI
Jangan lupakan pesan Bung Karno ”Aku titip Negeri ini Padamu” (pada kita semuanya)
Lihat Humaniora Selengkapnya