Harga Cabe di Australia Juga Naik
Kabarnya harga cabe di Indonesia membubung  tinggi hingga mencapai harga Rp. 60.000 ,- per kilogram. Semua ini berdampak pada Ibu-ibu yang biasa membeli cabai, dari awalnya membeli satu kilogram harus mengurangi jatah belanja untuk cabai hingga setengah kilogram. Melonjaknya komoditas satu ini tak hanya terjadi di Indonesia, negara Australia juga merasakan hal serupa.
Siang tadi, saya menemami istri berbelanja untuk kebutuhan dapur. Beli daging sapi, ikan, telur, tomat, daun saledri, brokoli, dan tentunya tidak ketinggalan cabe. Tapi ketika berdiri dihadapan rak cabe, istri saya cuma memilih 8 atau 9 buah cabe merah. "Kok cuma segitu ?" tanya saya.
Menengok keranjang tempat pajangan cabe, seandainya mau beli satu kilogram juga tidak cukup karena persediaan cuma segitu. Minggu lalu, harga cabe merah masih 20 dolar per kilogram sedangkan cabe rawit 25 dolar. Jadi hari ini ada kenaikan rata-rata 5 dolar.
Nah, masa cuma nulis tentang harga cabe saja, terus selesai? Kepalang tanggung sudah diajak ke pasar maka tidak ada salahnya bila sekalian menuliskan sedikit tentang gaya hidup disini dan berapa biaya dapur yang harus disediakan setiap bulannya?
Warga Tidak Peduli Tentang Harga
Warga Australia pada umumnya tidak peduli tentang naik turunya harga termasuk harga BBM. Mereka memiliki prinsip "Kalau bisa beli mobil, masa gak bisa beli BBM". Selama saya tinggal di Australia, tidak pernah terdengar ada demo menuntut penurunan harga BBM. Demo penurunan harga cabai juga tak pernah terdengar karena bukan konsumsi mereka. Biasanya cabai dikonsumsi oleh warga Australia asal Asia dan negara timur.Â
Berapa Total Belanjaan Ibu-Ibu Sekali Berbelanja?
Biasanya ibu-ibu  berbelanja sekali seminggu. Kalau hidup menurut gaya di Indonesia, tentu saja total belanja akan jauh lebih irit. Karena tinggal di negeri orang bukan berarti harus ikut gaya hidup termasuk pola makan minum mereka. Jadi kita bisa tetap konsisten dengan gaya hidup di Indonesia. Misalnya untuk sarapan pagi, orang Australia biasanya mengonsumsi roti,keju, plus ham, telur + susu. Yang bila dikalkulasikan sekitar 8-9 dolar per kepala.
Sebagai orang Indonesia, biasanya untuk sarapan kami makan sebungkus mie instant plus sebutir telur atau nasi goreng dengan telur mata sapi  dan secangkir kopi. That's all. Paling total pengeluaran untuk perkepala adalah 2 dolar. Jadi untuk sarapan saja sudah hemat 5 dolar per orang/per hari. Jika dihitung perbulan, maka kita akan menghemat 150 dolar per kepala, lumayan kan?