Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbisnis Sambil Beramal, Mengapa Tidak?

9 Agustus 2016   17:11 Diperbarui: 10 Agustus 2016   00:40 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kfk.kompas.com

Berbisnis Sambil Beramal .Gimana Caranya?

Dalam pandangan umum, yang namanya berbisnis adalah mencari keuntungan yang sebesar besarnya. Bahkan tidak jarang disebutkan :” Business  is bussiness” Artinya berbisnis ,jangan di campur adukkan dengan perasaan ,karena akan berakibat negative bagi perusahaan.  Tentu saja setiap orang ,berhak untuk memiliki filosofi, tidak hanya sebatas berbisnis, tapi juga dalam segala aspek kehidupan manusia.

Semuanya terpulang kepada pribadi masing masing.Sesungguhnya, sambil berbisnis,orang juga bisa menerapkan hidup berbagi,tanpa harus kehilangan peluang bisnis dan tanpa harus menanggung resiko merugi. Yang diperlukan adalah niat baik dan keinginan hati untuk berbuat sesuatu bagi orang lain,walaupun bukan bukan sebangsa dan bukan setanah air. Karena untuk berbuat baik,bersifat lintas suku  bangsa dan lintas warna kulit.

Menititp Tikar ke India

Pada waktu saya masih aktif sebagai eksportir, salah satu negara tujuan yang paling banyak membeli gambir dan biji pinang dari perusahaan kami,adalah negara India. Namun untuk tidak mengambil resiko yang terlalu besar, saya memutuskan untuk mengekspor lewat sahabat dagang saya di Singapore.

Suatu hari ,sahabat dagang saya  Mr.Ramesh datang berkunjung ke kantor kami  dan kami terlibat pembicaraan disamping masalah bisnis,juga masalah kondisi warga India,yang menurut sahabat saya, jauh lebih menderita dibandingkan dengan orang miskin di Indonesia..

“Tuan sudah pernah ke India?” tanya Mr.Ramesh ,kepada saya

“Belum “ jawab saya,

“Di India  banyak orang tidur dilantai ,diemperan toko dan dimana mana,karena tidak punya rumah. Mereka tidur dengan beralaskan plastic,sehingga ketika malam tiba mereka sangat menderita, karena tubuhnya kedinginan ,tergolek di lantai semen atau aspal. Mungkin Tuan mau menolong meringankan penderitaan mereka?”

“ Hmmm maaf,kalau untuk menyumbangkan dana, saya mohon maaf MrRamesh,saya tidak bisa, karena kami sudah berjanji untuk membantu anak anak asuh kami di Indonesia..” Jawab saya.

Ternyata maksud Mr.Ramesh, bukan untuk minta sumbangan uang dari perusahaan kami, melainkan membantu menyumbangkan tikar pandan yang cukup tebal untuk warga India yang menderita. Caranya ,tidak harus menyelunduplan tikar tikar tersebut dan juga tidak melanggar undang undang manapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun