Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Berbagi Pengalaman Hidup bagi Orang Tua /Calon untuk Hindarkan Kekecewaan di Hari Tua

1 Agustus 2014   02:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:44 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1406810147763513932

[caption id="attachment_335865" align="aligncenter" width="450" caption="Manfaatkanlah waktu sebaiknya untuk mempersiapkan masa tua kita"][/caption]

Berbagi Pengalaman Hidup bagi Orang Tua /calon untuk Hindarkan Kekecewaan di Hari Tua

Secara normal,setiap orang suatu waktu akan menjadi orang tua dari anak anaknya. Setiap bayi yang lahir selalu membawa kegembiraan dan kebahagiaan bagi keluarga. Hal ini sangat wajar.Namun ada hal hal yang perlu menjadi perhatian kita semuanya

Terlalu banyak berharap ,selalu akan menghadirkan kekecewaan dalam hidup. Semakin tinggi atau semakin banyak berharap, maka semakin dalam jualah kekecewaan yang kelak akan dituai dikemudian hari.

Belajar dari pengalaman hidup sendiri tentunya sangat baik,tetapi adalah jauh lebih bijaksana bila kita juga mau belajar dari pengalaman hidup orang lain.Tidak hanya untuk memperkaya disisi ilmu, tetapi terlebih agar terhindar dari kekecewaan disaat saat dimana sesungguhnya kita harus dapat menikmati hidup.

Maka untuk menghindarkan atau meminimalkan kemungkinan terjadinya rasa kekecewaan yang mendalam di masa masa pensiun, perlu ada patokan hidup yang dijalani. Walaupun tidak ada peraturan tertulis, dimana tercantum hubungan antara para orang tua dan anak anaknya.

Salah dalam sikap ,bisa jadi boomerang untuk orang tua. Karena bagi anak, orang tua adalah cermin yang akan ditiru dalam hidupnya. Tidak sedikit orang tua yang kecewa dan amat sedih karena apa yang diharapkan dari anak anaknya,justru yang terjadi adalah kebalikannya.. Sewaktu kami masih berada di Jakarta, secaraberkala mengunjungi berbagai panti,termasuk Panti Jompo.

Tidak kuat menahan haru, mendengarkan kisah kisah sedih,bagaimana mereka dengan susah payah membesarkan anak anak ,dengan harapan kelak bisa mereka sukses, akan menyenangkan hati orang tua.Sesungguhnya hal ini adalah sangat wajar. Namun bila harapan tersebut merupakan harapan tunggal atau bahkan mengharap terlalu berlebihan, maka akibatnya akan sangat menyakitkan.

Jangankan menyenangkan orang tua, malahan karena merasa direpotkan orang tua yang sering sakit sakitan ,maka anak ana memasukkan mereka di Panti Jompo dan jarang datang menjenguk.

Mempersiapkan Masa Tua

Bila anak anak atau remaja selalu kita ingatkan agar mereka memikirkan ,serta mempersiapkan masa depan mereka,namun suatu kesalahan fatal yang sering dilakukan oleh para orang tua adalah lupa untuk mempersiapkan masa tua diri sendiri. Oleh karena itu sebelum semuanya terlambat, mungkin tulisan sederhana ini ada gunanya untuk disimak dan ditetapkan.

Bukan hasil dari imaginasi,tetapi pengalaman pribadi dan pengalaman orang orang dekat ,yang saya himpun dan dijadikan artikel ini.

Hal hal yang perlu dipersiapkan


  • Manfaatkanlah waktu sebaik mungkin
  • Bekerja keras dan cermat

  • Jangan jadi beban anak cucu
  • Jadilah orang tua yang mandiri
  • Jangan berharap terlalu banyak pada anak anak
  • Bersikaplah sebagai orang tua
  • Jagalah kesehatan sedini mungkin
  • Persiapkan masa tua dengan keuangan mandiri
  • Jangan pernah berharap untuk minta minta

Jadi Beban

Adalah sesuatu yang salah kaprah bila orang tua berpikir, bahwa kita sudah membesarkan anak anak dengan susah payah. Maka wajar bila kelak kita sudah tua, maka kewajiban anak anak yang harus menjaga kita. Akibat pemikiran yang keliru,maka sadar ataupun tidak ,orang tua sudah membebani kehidupan anak anaknya. Pikiran yang keliru akan menuai kekecewaan dihari kemudian

Mandiri

Jadilah manusia yang mandiri, dalam arti memanage hidup dan keuangan sendiri,agar tidak harus mengantungkan hidup pada anak anak. Dengan keuangan sendiri, maka hidup orang tua akan lebih lega tanpa beban,walaupun hidup sederhana

Mendapatkan Perhatian anak anak adalah Karunia dan Berkah

Sejak muda kami berkerja keras untuk mempersiapkan masa depan anak anak kami. Memberikan support hingga mereka bisa melanjutkan study keluar negeri. Namun kami juga mempersiapkan untuk hari tua kami.

Sejak awal kami sudah bertekad tidak akan membebani anak cucu dengan hidup kami.Bila dikemudian hari, anak anak memberikan perhatian kepada kita,sebagai orang tua, maka anggaplah hal ini sebagai karunia dan berkah dari Tuhan. Karena pemberian yang tanpa kita minta, memiliki nilai yang amat tinggi’

Kami sudah melalui semuanya ,dengan penuh suka dan duka dan dengan penuh rasa syukur, kami menerima ajakan putra putri kami bersama keluarganya,baik ketika diajak makan di restaurant. Jalanjalan keluar kota ataupun keluar negeri.

Inilah saat saat kebahagiaan kami sebagai orang tua. Tidak pernah sekali jua meminta ,namun anak anak yang dengan penuh kasih mengantarkan, mengajak dan mengundang kami. Sebuah kebahagiaan yang tak dapat dinilai dengan materi,yakni cinta kasih yang tulus dari anak anak dan keluarga mereka.

Catatan:

Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud pamer diri, tetapi semata mata ingin berbagi kisah hidup. Bahwa bila sedini mungkin kita sudah mempersiapkan, bukan saja masa depan anak anak, tetapi sekaligus mempersiapkan masa tua kita.

Banyak teman teman yang sejak dulu saya ingatkan, namun mungkin menggangap tidak penting, kemudian baru menyesal.,namun sudah terlambat untuk mengubahnya.. Jangan lupa bahwa anak anak berhak mendapatkan hidup mereka sendiri dan kita tidak berhak mendikte ataupun membebani hidup mereka dengan hidup kita.

Mount Saint Thomas. 31 Juli, 2014

Tjiptadinata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun