Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belum Tentu Ada Kesempatan Kedua

11 Juli 2016   09:15 Diperbarui: 11 Juli 2016   11:46 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*jangan pernah menyia nyiakan setiap kesempatan yang  ada di depan mata. karena mungkn saja kesempatan kedua ,tidak akan pernah lagi kita peroleh"

Banyak orang tanpa sadar berpikir bahwa pasti akan ada kesempatan kedua.ketiga dan selanjutnya. Cara yang tidak pas dalam menyerap pelajaran dari ilmu hidup ini.membuat orang lengah.

Menunda kesempatan yang ada, membiarkan peluang didepan mata berlalu begitu saja.Karena yakin diri.bahwa selalu akan datang kesempatan lainnya. Padahal kesempatan yang akan datang , belum tentu untuk kita, tapi untuk orang lain.

Kemudian hari ketika munculnya kesadaran diri dan baru berusaha untuk mengejar kembali kesempatan yang sudah disia siakan, ternyata sudah terlambat

Maka ibarat orang ketinggalan kereta api.sekencang apapun larinya, mustahil dapat mengejar kereta api.

Menilai Diri Terlalu Tinggi

Ketika ada tawaran unruk posisi sebagai staff disebuah perusahaan.kita tolak, karena merasa jabatan itu terlalu rendah bagi diri kita yang menyandang gelar S1 atau S2.Maunya kita langsung duduk sebagai Manager atau kepala.bagian

Dilain kesempatan , ada yang mengajak untuk jsdi mitra bisnis,dengan pembagian profit fifty fifty. Tapi inipun kita tolak.karena merasa sebagai MBA.,maunya kita bagian keuntungan untuk kita lebih besar.Maka lagi lagi peluang kita lepaskan.Karena menempatkan diri pada posisi yang menentukan .Padahal yang namanya mitra bisnis adalah berbasis win win solution dan sharing decision 

Decision maker bukanlah ditangan kita sendiri.tapi berdasarkan keputusan bersama.Berbeda bila diri kita sebsgai Owner.atau Pemilik perusahaan.

Menata Diri

Perlu sesekali sediakan waktu untuk menata hati dan menata diri.Memahami ibarat menaikki anak tangga.orang tidak bisa dengan sekali melangkah , tiba dianak tangga paling atas.Perlu diawali dengan menapakkan kaki dianak tangga pertama dan setelah pijakkan mantap, baru melangkah keanak tangga berikutnya, hingga tiba diatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun