Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Belajar Memaknai Persahabatan dari Mentari

21 Februari 2014   03:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:37 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_313096" align="alignleft" width="300" caption="doc.pri"][/caption]

Belajar Memaknai Persahabatan dari  Mentari

(  Sesungguhnya tidak ada orang,tempat,situasi atau keadaan yg membuat kita terganggu ,untuk menjalin sebuah persahabatan.,karena persahabatan tidak bisa dikekang dan dibatasi oleh beda suku.budaya dan agama. Kita sendirilah yang menciptakan perasaan  negatif tersebut).

Hidup adalah sebuah proses pembelajaran diri tanpa akhir. Kita bisa belajar dari setiap kejadian ,betapapun kecilnya. Bahkan alam semesta bisa kita jadikan guru kita. Salah satu komponen dari alam itu adalah Sang Mentari.

Kita bisa belajar dari Sang Mentari,tentang makna dari sebuah persahabatan. Motto dari Kompasiana adalah sharing and connecting to the people.Yang berarti :” berbagi dan berhubungan dengan orang banyak” Mengetahui dan menghafal motto ini,tentunya adalah baik.Tetapi alangkah baiknya bila kita juga memahami bagaimana kita mengaplikasikannya dalam kehidupan.

Kata kata”persahabatan di dunia maya” jangan sampai memberangus cara berpikir kita,bahwa persahabatan di Kompasiana ini adalah sesuatu yang semu.. Kendati sebagian besar antara kita belum saling ketemu face to face,tetapi esensial dari persahabatan itu sendiri adalah nyata.

Alangkah malangnya ,bila seseorang mengira,bahwa realita itu hanyalah sesuatu yang bersifat phisik.,bisa dilihat dan diraba. Kalaulah realita hanya bersandar pada patokan ini,maka kita akan kehilangan akan makna : cinta, kesetiaan dan persahabatan. Karena ketiga aspek kehidupan ini, jelas bukan sesuatu yang bersifat phisik,tetapi ia berada diambang maya.yang tak terlihat dan tak teraba.,tapi bisa dirasakan .Bahkan ketiga unsur yang tak terlihat dan tak teraba ini ,justru menentukan akhlak kita sebagai makluk ciptaan Tuhan ,yang memiliki:cinta,persahabatan dan kesetiaan.

Sang Mentari Berbagi Kehangatan.,tapi tidak menghanguskan.

Ciri ciri inilah yang patut kita terapkan dalam menjalin hubungan persahabatan(conncecting to the people). Adalah agar kehadiran kita ,baik dalam memberikan komentar ,maupun saat saat membalas komentar,hendaknya selalu menampilkan kata kata yang menghangatkan. Jangan sampai komentar kita menghanguskan nilai persahabatan yang akan atau sudah terjalin.

[caption id="attachment_313103" align="alignleft" width="300" caption="doc,pri"][/caption]

Sang Mentari selalu memberi dan tidak pernah mengharapkan balasan

Mudah diucapkan,tetapi terkadang sulit untuk diterapkan. Memberi tanpa mengharapkan balasan.dapat kita aplikasikan dalam kegiatan kita sebagai sesama Kompasianers.. Sekalipun kita sudah memberikan komentar pada tulisan sahabat kita,belum tentu ia akan serta merta membalas kunjungan kelapak kita. Bila hal ini terjadi,kita tidak perlu berkeluh kesah,karena Matahari sudah memberikan contoh nyata ,di sepanjang jalan hidup kita. Ia memberikan kehangatannya kepada dunia,tanpa menunggu diberikan sesuatu.

Matahari selalu mencerahkan

Ketika Sang Mentari terbit,maka ia mengusir semua kegelapan. Memberikan pencerahan dari ujungdunia yang satu keujung dunia lainnya.Jadilah kita terang bagi sesama.dimanapun kita berada. Minimal jadilah terang,untuk dapat menerangki jalan ,.bukan hanya bagi diri sendiri,tetapi juga bagi sesame

Sang Mentari Tidak Memilah Antar Suku dan Bangsa

[caption id="attachment_313105" align="alignleft" width="300" caption="doc.pri"][/caption]

Untuk menjalin sebuah persahabatan,tidak ada batasan suku,budayadan agama,yang bias menjadi penghalang.. Tidak ada orang,tempat,maupun suasana yang menciptakan rasa tidak nyaman bagi kita untuk saling bersahabat. Rasa was was ,kecurigaan dan kekuatiran adalah kreasi negative dari cara berpikir kita.

Konsisten dan persistensi

Sebuah persahabatan janganlah meniru gaya coca cola.,begitu mengebu gebu dan sesaat kemudian meredup dan diam. Memang diakui,bahwa dalam menjalin hubungan persahabatan,tidak jarang ada pasang surutnya. Namun tentunya kita harus senantiasa menjadikannya suatu persahabatan yang konsisten dan persistensi. Ibarat Matahari ,yang selalu terbit tiap pagi dan tenggelam ketika senja merangkul bumi.

Alangkah indahnya.hidup bila dalam mengaplikasikan sharing and connecting to the people, landasan yang kita gunakan adalah mendapatkan teman dan sahabat sebanyak mungkin,dengan menghindari diri dari segala sesuatu yang dapat menciptakan suasana permusuhan.

Semoga kita bisa saling berbagi dan mengingatkan. Life is to share and connecting to the people.

Wollongong,20 Pebruari,2014

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun