Apa Sih Budi Pekerti Itu?
Sejak dari sekolah Taman Kanak-kanak, anak-anak sudah diajarkan tentang budi pekerti. Diajak ber doa sesuai agama masing-masing, Mengucapkan selamat pagi kepada bu Guru. Duduk menyimak dengan tenang selama bu Guru menerangkan tentang sesuatu. Mengangkat tangan keatas dan menungggu hinggga bu Guru memberikan kesempatan untuk bertanya. Duduk dengan sopan. Tidak membuang sampah sembarangan dan seterusnya.
Ketika sudah berada di SD dan tingkat yang lebih tinggi, murid-murid sudah diperkenalkan tentang budi pekerti secara lebih mendalam. Misalnya, menunjukkan sikap hormat dalam upacara bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Bagaimana bersahabat dengan seluruh murid lainnya tanpa membedakan warna kulit dan agama. Mengajarkan kepada seluruh murid untuk selalu berbicara dengan sopan dan santun. Menjaga milik sekolah dengan tidak merusakkan atau mengores meja dan sebagainya, serta menjaga kebersihan lingkungan.
Membantu teman yang entah karena apa terjatuh atau terluka maupun sakit. Mendidik murid-murid agar selalu membayar bila makan dikantin sekolah, walaupun Penjaga Kantin mungkin lupa menagih untuk apa yang sudah mereka makan. Menjaga kelestarian taman atau kebun disekolah dengan tidak menginjak atau mematahkan dahan atau bunga-bungaan disana.
Setelah Dewasa Banyak Orang Melupakan Budi Pekerti
Tetapi tampaknya penerapan pelajaran budi pekerti sejak di Taman Kanak-kanak dan berlanjut hingga ke Sekolah Dasar, SMP dan SMA, seakan terpupus habis ketika orang mulai dewasa. Buktinya dapat sama-sama kita saksikan dalam keseharian, bahwa banyak orang dewasa bahkan sebagian besar dari antaranya adalah para pejabat yang sesungguhnya patut menjadi panutan justru sudah melupakan tentang arti dan makna dari budi pekerti.
Apa Sih Sesungguhnya Arti dari Budi Pekerti?
Kalau kita menyimak dan merujuk pada kamus Bahasa Indonesia, maka tampaklah bahwa budi pekerti terdiri atas dua suku kata, yakni :”Budi “ dan “Pekerti”. Budi bermakna “Sadar” atau “Kesadaran”, sedangkan “Pekerti” adalah prilaku atau tingkah laku.
Kata sadar yang dapat dimaknai sebagai ” conscious”, yang terbit dari pikiran atau rasio, serta membentuk karakter seseorang. Sedangkan “Pekerti” adalah merupakan suara hati nurani yang dikena sebagai tabiat, kebiasaan atau dalam bahasa Inggeris disebut habit atau behaviour. Sehingga Budi Pekerti dalam arti kata yang luas dapat dimaknai sebagai perpaduan dari keduanya.
Dimana logika bersinergi dengan suara hati nurani sehingga menghasilkan prilaku yang sopan dan santun. Namun bilamana suara hati seseorang sudah membeku dan tidak lagi mampu menyuarakan kebenaran, maka budi pekerti sudah berubah menjadi sampah batin
Menjaga Suara Hati Tetap Berfungsi