Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ada Batas Demarkasi dalam Persahabatan

7 Juli 2017   21:20 Diperbarui: 8 Juli 2017   07:39 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup tanpa sahabat,maka dunia akan terasa sangat sepi. Semakin banyak sahabat kita,maka semakin bermaknalah keberadaan kita di dunia ini. Namun seakrab apapun hubungan persahabatan,tentu harus ada koridor yang tidak boleh dilanggar . Kalaulah hal ini diabaikan,maka berarti membuka peluang untuk hancurnya rumah tangga kita.

Sudah teramat banyak kisah kisah drama rumah tangga yang terjadi ,bahkan tidak tertutup kemungkinan korbannya adalah salah seorang sahabat baik kita. Misalnya :

  • istri lari dengan sahabat baik sendiri
  • suami digaet teman baik sendiri
  • cinta segi tiga 
  • cinta empat persegi

Hal ini bukan hasil imaginasi ataupun untuk lucu lucuan,tapi sungguh sungguh terjadi. Salah seorang anak teman saya,sering bertengkar dengan suaminya. Maka Jono (bukan nama sebenarnya),yang masih ada hubungan dekat dengan suami ,sering datang memberikan nasihat bagi keduanya.Tidak jarang menegor sang suami,karena masih ada hubungan kekeluargaan. Lama kelamaan,putri teman saya,merasa jauh lebih cocok dan aman berada disamping Jono. Akhirnya berpisah dengan suaminya dan menikah dengan Jono.

Penyebabnya,awalnya sangat sepele,yakni membiarkan orang luar,ikut campur dalam urusan suami istri.Apalagi karena merasa ada hubungan kekeluargaan,maka pria lain dengan bebas dapat keluar masuk rumah,seakan rumahnya sendiri. Maka terjadilah ,apa yang seharusnya tidak boleh terjadi.

Harus Ada Rambu Rambu

Bersahabat tentu saja sangat baik .Namun seakrab apapun hubungan persahabatan,tentu ada batas demarkasi ,yang tidak boleh dilanggar. Masa iya ,karena sahabat baik,dibiarkan keluar masuk kedalam kamar tidur. Bahkan berbincang bincang ditempat tidur,seakan sudah tidak ada lagi privasi antara suami dan istri.

Akibatnya sudah dapat dibayangkan. Godaan setan datang dan terjadilah drama rumah tangga,seperti yang sudah dituliskan diatas.Bahkan ada hal yang menurut logika tidak masuk akal,yakni istri lari dengan sopir pribadi.

Curhat Boleh,Tapi Ada Batasnya

Curhat pada sahabat tentu saja boleh,tapi tentu ada batasnya. Apalagi curhat pada orang yang berlawanan jenis. Curhat itu seperti minum anggur.Sedikit menghangatkan,lama kelamaan memabukkan. Dan orang mabuk tidak dapat lagi membedakan mana yang benar dan salah. Maka terjadilah ,salah satu dari pasangan hidup makan buah terlarang.

Mengawal Martabat Pernikahan

Kami sudah sama sama menua.50 tahun sudah melalui hidup pernikahan.Tapi tak sekali juga pernah curhat dengan siapapun ,kecuali antara kami berdua.Sedekat apapun hubungan persahabatan,maupun hubungan kekeluargaan, langkah harus dihentikan sampai diruang tamu. Tidak seorangpun boleh masuk kekamar tidur,kecuali anak kandung dan cucu cucu kami.Kedengarannya kuno amat sih,tapi bagi kami ,kehormatan pernikahan harus dikawal hingga ajal menjemput. Jangan pikir bahwa kalau sudah menua,berarti sudah bebas godaan.Selama masih bernama manusia,godaan selalu ada.

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun