Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sinterklaas Hanya akan Jadi Legenda?

5 Desember 2024   18:17 Diperbarui: 6 Desember 2024   04:13 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Time Will Be The Witness 

Sejak dua tahun belakangan ini, perayaan Sinterklaas, tampak menurun drastis. Setidaknya di daerah dimana kami berdua tinggal  

Biasanya pada setiap tanggal 5 Desember, halaman gereja sarat dengan para pengujung. Karena perayaan Sinterklaas tidak merupakan bagian dari liturgy gereja,maka acara bebas untuk umum. 

Perayaan Sinterklaas Sudah Ada Sejak Abad Lalu.

Tiga perempat abad yang lalu, tepatnya 75 tahun yang lalu, saat saya baru duduk  dibangku kelas 1 Sekolah Rakyat, perayaan Harl Sinterklaas sudah jadi tradisi. Sebagai salah seorang murid dari " Sekolah Belanda", saya sangat merasakannya.

Pada masa tersebut,yang dimaksudkan dengan "Sekolah Belanda"adalah Sekolah Katholik

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 


Karena pada waktu itu sebagian besar guru yang mengajar adalah orang Belanda. Saya pribadi juga merupakan salah seorang murid dari Sekolah Belanda ini. Sempat mendapatkan Guru yang mengajar dikelas 1 dan 2 S R adalah orang Belanda. 

Pada waktu itu, sebagai anak yang baru berusia 6- 7 tahun, perayaan Sinterklaas adalah merupakan sesuatu yang di tunggu tunggu.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Kembali Ketopik 

Salah Satu impian hidup saya adalah menjadi " Sinterklaas" bagi orang miskin. Karena kami pernah melakoni hidup sebagai orang miskin, yang untuk makan sebungkus nasi rames tidak jarang harus berutang. Saat anak sakit tidak ada biaya berobat, sehingga harus menjual cincin kawin.

Saya mendambakan suatu waktu dapat menjadi Sinterklaas bagi orang yang membutuhkan. Puji syukur kepada Tuhan, sewaktu kami masih aktif sebagai pengusaha, impian tersebut sempat menjadi kenyataan.

Ketemu Sinterklaas Yang Rendah Hati 

Silahkan diperhatikan foto diatas. Tampak sosok yang menggunakan costume Sinterklaas, memeluk saya dengan sepenuh hati. Padahal sejatinya dirinya adalah orang kaya. Kendaraan nga Ferrari.

Saya kenal, karena setiap Hari Minggu ketemu di Gereja. Orang yang humble m Menghargai setiap orang yang berhadapan dengan dirinya. 

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Seluruh hadiah yang dibagikan A to A to Z adalah sepenuh nya dari dana pribadi nya. Bukan merupakan titipan dari Panitia 

Dari sosok Sinterklaas ini saya banyak belajar untuk memahami secara lebih mendalam tentang memaknai arti rendah hati 

Padahal, dalam hal ekonomi, level nya jauh berada beberapa level diatas saya .Tapi selama bertahun tahun bersahabat, selalu memberikan contoh teladan tentang memaknai arti kerendahan hati . Sejujurnya saya banyak belajar tentang ketulusan hati dari sahabat saya Sinterklaas ini. Pesan yang selalu saya ingat adalah:"Effendi, giving is giving" 

Seperti kata pribahasa:" Hidup Kita adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir"

Tjiptadinata Effendi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun