Jangan Sampai Membuat Kita Lupa DiriÂ
Hal yang patut menjadi pedoman hidup kita adalah bahwa siapapun adanya diri kita dan setinggi apapun pencapaian kita, suatu waktu pasti akan turun.
Berbagi Pengalaman PribadiÂ
Pada tahun 1998, kami baru mulai mengajarkan tehnik memanfaatkan energy alam yang dikenal sebagai Reiki . How to heal yourself and othersÂ
Pada waktu itu belum banyak yang mengajarkan tentang Reiki. Maka kami sempat menjadi selebriti.Â
Diundang jadi Pembicara di berbagai stasiun Televisi  Setiap seminar ,seluruh ruang pertemuan penuh sesak oleh para pengujung.
Buku buku karya tulis saya berebutan yang beli. Entah mereka baca atau tidak,sungguh saya tidak tahu. Kemudian antrian yang minta tanda tangan saya sebagai Penulis buku buku karya tulis saya yang diterbitkan oleh PT Elekmedia Komputindo di Jakarta. Pernah masuk Koran Kompas sebagai National Best Seller.
Sungguh saya merasa diri seakan selebrity. Bayangkan antrian panjang menunggu buku saya tanda tangani.
Setiap kali mengisi acara talk show interaktif di stasiun televisi, tentu saja ada honor yang diberikan kepada saya.  Saya terima dan tanda tangani  bahwa honor sudah diterima  Tapi uang honour tidak pernah saya ambil. Selalu saya bagikan kepada staff yang bekerja.
Pengalaman di Kampung HalamanÂ
Sewaktu buku saya tentang reiki dijadikan semacam Panel diskusi dengan dihadiri tokoh tokoh masyarakat di Sumbar dan juga hadir Ketua M.U.I Â Sumbar pada waktu itu Bapak H. Professor Nasrun Haroen, yang duduk berdampingan dengan saya. Â Topik pembahasan adalah apakah tehnik reiki ini boleh di pelajari dan tidak bertentangan dengan ajaran agama ? (Islam ) Â
Panel diskusi ini diselenggarakan di Aula Fekon Unand dan dihadiri sekitar 200 orang . Saya bersyukur hasil dari pertemuan ini, dinyatakan bahwa tehnik reiki yang saya ajarkan sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran Islam Dan hal ini ,selain secara lisan,juga diberikan secara tertulis. Menurut saya,satu satunya buku tentang reiki yang mendapatkan referensi dai Ketua MUI Sumbar adalah karya tulis saya
Semuanya merupakan sebuah kebahagiaan dan kebanggaan diri bagi saya pribadi. Mendapatkan sambutan hangat kemanapun kami berdua berkunjung Yang menghadirkan rasa syukur yang mendalam kepada TuhanÂ
Baguru ka Alam nan Takambang
Alam terkembang adalah Mahaguru di University of LifeÂ
Menyaksikan contoh nyata yang diberikan oleh Sang Mentari. Pagi terbit dan  bersinar terang benderang sepanjang hariÂ
Tetapi begitu senja tiba, Sang Surya dengan legawa mundur dan memberikan tempat kepada Rembulan.
Hal Ini dapat dipetik hikmah nya,bila diri kita dalam posisi yang bersinar, tetaplah membumi.
Janganlah menunjukkan sikap seakan dunia milik kita selamanya.Karena suatu waktu siapapun adanya diri kita dan sehebat apapun pencapaian kita, suatu waktu harus turun panggungÂ
Renungan kecil di hari Minggu pagi
Tjiptadinata EffendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H