Saya sudah lama memaafkan Om saya tersebut, tetapi kejadian tersebut saya jadikan pelajaran hidup agar jangan pernah memperlakukan orang lain seperti itu.
Saya yakin bukan hanya saya saja yang mengalami hal semacam ini. Tapi mungkin orang lain malu menceritakan nya.
Mengapa Bisa Terjadi Seperti Itu?
Pada saat sama sama hidup serba kekurangan , orang akan saling bantu dan saling memperhatikan. Sedikit saja ada kejadian ,tetangga datang berlarian ingin membantu.Â
Setidaknya inilah yang kami rasakan sewaktu masih hidup  dikampung.Â
 Kalau sewaktu hidup masih melarat, ketika ada ayam yang mati, maka tetangga datang dan turut berduka. Tapi sejak hidup mulai berkecukupan,setiap orang menjadi begitu sibuknya, sehingga tidak sempat lagi menyengguk tetangga yang sakit dan ditimpa masalah.
 Orang hanya datang melayat,ketika tetangga sudah almarhum. Itupun kebanyakan hanya sekedar basa basi saja. Bukan lagi keluar dari hati nurani
Banyak faktor yang dapat dijadikan alasan,mengapa ketika dalam susah.sebuah keluarga,bahkan seisi kampung bisa hidup rukun dan damai,namun begitu hidup membaik,sikap mentalpun berubah. Bukannya semakin menjalin  hubungan baik,malah dalam hampir segala hal menampilkan :" Ini hak saya. Ini milik saya.Jangan ganggu!"
Kata :"kita" sudah mulai dilupakan orang dan diganti dengan kata:" saya ,aku dan kami".Bahkan tidak jarang semakin berlarut,dengan munculnya kata:" anda bukan keluarga kami. Kita itu beda ."
Karena itu saya selalu mengingatkan diri saya:' Perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan"Â
Hanya sebuah renungan kecil jelang Hari Raya NatalÂ