Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kita Tidak Mungkin Memilih Dimana Ingin Dilahirkan

8 November 2024   04:46 Diperbarui: 8 November 2024   07:22 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://depositphotos

Tetapi Berhak Memilih Jalan Hidup 

Seandainya orang dapat memilih dimana ia ingin dilahirkan , maka orang akan memilih dilahirkan dalam keluarga yang kaya raya. Sehingga tidak perlu merasakan penderitaan hidup. Tetapi pada kenyataan nya tak seorang pun yang dapat memilih dimana dirinya akan dilahirkan.

Tetapi setiap insan, siapapun adanya, dapat memilih jalan hidup masing masing.
Walaupun tidak pernah diajarkan di sekolah, tetapi setiap orang tahu bahwa hidup cuma sekali. 

Karena itu janganlah sampai keliru memilih jalan hidup.

Memilih Falsafah Hidup 

Ada yang mengatakan:" Bagi saya hidup ini adalah bagaikan air yang mengalir dan saya hanya mengikuti kemana arah air" Tentu saja hal tersebut menjadi hak privasi orang. Dan kita tidak Bethany mengintervensi kehidupan pribadi orang lain.

Yang penting dipahami adalah bahwa hidup hanya sekali. Jangan sampai keliru memilih jalan hidup yang kelak akan disesali sepanjang hayat. 

Setiap Pilihan selalu mengandung resiko, yakni berhasil atau gagal. 

Tetapi yang terburuk dalam hidup ini bukanlah kegagalan, melainkan orang yang tidak pernah berani menentukan pilihan hidup nya.

Kegagalan bukan berarti akhir segala nya. Karena seperti the wisdom words:' No pain,no gain! Tidak ada kesuksesan yang dapat diperoleh secara cuma cuma. Ada " harga" yang harus dibayar . Yakni kerja kertas, kegagalan dan kegagalan,serta penderitaan hidup. 

Pengalaman hidup pribadi yang pahit getir. Gagal sebagai Pedagang antar kota. Gagal mengubah nasib sebagai buruh di pabrik Karet, gagal mengubah nasib sebagai Penjual kelapa parut, ditipu mitra bisnis dan seterusnya. Puji syukur kepada Tuhan, setelah mengalami kegagalan demi kegagalan, akhirnya sukses meraih impian hidup kami. 

Di bangku sekolah kita belajar ilmu pengetahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun