Bertubi tubi Masuk PesanÂ
Sejak kemarin, saya mendapat pesan via WA secara bertubi tubi hingga saat iniÂ
Rerata isi pesan berhubungan dengan tulisan saya yang berjudul :'Â
Peranakan Tionghoa Warga Indonesia (PERTIWI)
19 Agustus 2024 Â ( sumber: Â Kompasiana.com)
Ternyata malam ini, artikel tersebut, tingkat keterbacaannya mencapai angka 5000 Â orang pembaca.
Padahal rerata tulisan saya hanya dibaca puluhan orang. Tapi tetiba melonjak keangka 5000
Bagi Penulis lain, boleh jadi cuma masalah kecil, tapi bagi saya pribadi sungguh sangat berarti. Karena ternyata tulisan tersebut mendapat tanggapan yang serius.
Karena tidak mungkin menulis semua Komentar yang masuk dari pembaca non Kompasianer, maka saya hanya membagikan beberapa diantara nya.
- 001
- Terima kasih Om. Tulisan ini setidaknya menepis paradigma negatif yang selama ini terbentuk Yakni bahwa dalam pikiran orang Peranakan Tionghoa hanya satu. Yakni: Cuan!Â
- Semoga tulisan ini menjadi inspirasi bagi keturunan Tionghoa dimanapun berada.
- Terima kasih Om
- 002
- Selamat malam Om EffendiÂ
- Tulisan ini sekaligus mewakili perasaan kami, keturunan Tionghoa yang tinggal di luar negeri.
- Bahwa rasa kebangsaan berada di dalam hati kita masing masing. Walaupun terlahir sebagai keturunan Tionghoa, kita semuanya adalah orang Indonesia!
- Kamsia Om. Salam hormat
- 03.
- Selamat malam Om dan TanteÂ
- Om kami sekeluarga ikut bangga baca tulisan Om di Kompasiana. Mohon izin saya sharing di Group. Untuk mengingatkan semua saudara kita keturunan Tionghoa, bahwa kita semuanya adalah orang Indonesia!
- Terima kasih Om
- Soja dari kami sekeluargaÂ
Nah, inilah tiga pesan yang saya terima dari antara puluhan pesan lainnya. Puji syukur kepada Tuhan, tak satupun ada komentar yang negatif.
Setidaknya ada 5 ribu orang keturunan Tionghoa yang ikut memberikan dukungan moril atas tulisan sederhana yang saya posting beberapa hari yang lalu . Semuanya sepakat mengakui:" Kami keturunan Tionghoa, tapi kami adalah orang Indonesia!"
Renungan kecil di pagi musim dinginÂ