Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Sang Motivator Bertumbangan?

17 Juli 2024   04:06 Diperbarui: 17 Juli 2024   04:11 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

Mari Kita Bahas Bersama sama

Seperti kata peribahasa:' Janganlah hanya belajar dari kesuksesan seseorang, tetapi belajarlah juga dari kegagalan orang lain . Agar jangan sampai terjadi pada diri kita." 

Belajar dari kegagalan seseorang tidak kalah penting dibandingkan dengan belajar dari kesuksesan seseorang. . Agar tulisan ini jangan sampai membias kemana mana, maka kita fokus pada pertanyaan; 'Mengapa banyak Motivator yang berguguran?'

Menertawakan kejatuhan seseorang tentu saja sangat naif. Tetapi belajar dari kegagalan seseorang, akan menghadirkan pencerahan dalam diri kita.

Salah satu penyebab utama tumbangnya Sang Motivator adalah Karena tidak mampu memotivasi diri sendiri 

Mereka mampu memberikan motivasi bagi ribuan,bahkan jutaaan orang, namun terbukti tidak mampu menjadi motivator bagi dirinya sendiri. 

Akibatnya, sudah sama sama kita tengok. Pada masa masa Golden priod atau masa keemasan sang motivator, setiap kata yang keluar dari mulutnya, seakan akan ayat kitab suci. Dipajang dimana mana 

Begitu kita menginjakkan kaki di berbagai kantor kantor megah,ditempat yang strategis ,sudah terpampang dengan tulisan mencolok :” kata kata bijak” dari sang motivator.

Bahkan begitu besar penghargaan yang diberikan kepada Sang Motivator, sudah menjurus dalam mengkultuskan seseorang

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Tetapi ternyata satu persatu terbuka kedoknya. Bahwa apa yang diajarkan kepada orang lain ternyata tidak dapat diterapkan dalam kehidupan pribadi nya.

Tanpa perlu menyebut nama Sang Motivator,kita semuanya sudah tahu siapa saja yang dimaksudkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun