Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sudah Bisa Makan 3 Kali Sehari

9 Juli 2024   04:20 Diperbarui: 9 Juli 2024   04:34 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

Mau Apa Lagi? 

Sering kali kita dengar ada orang yang dengan bangga mengatakan:" Hidup tidak perlu neko neko. Sudah bisa makan 3 kali sehari, mau apalagi? " 

Boleh jadi maksudnya mau menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang rendah hati dan bersifat menerima hidup apa adanya. Tapi dengan cara yang keliru . Bila cara berpikir semacam ini diulangi berkali kali, maka secara tanpa sadar akan menjadi doa. Maka seumur hidup akan menjalani hidup seperti apa yang di yakininya. Yakni hanya sebatas cukup untuk makan ,3 kali sehari 

Banjak orang yang terperangkap dalam garis kehidupan yang diciptakan nya sendiri. Seperti sudah diulas diatas 

Bersyukur Untuk Yang Sudah Ada

Kita tetap bersyukur kepada Tuhan untuk apa yang sudah dimiliki. Tetapi tetap berharap dan berusaha untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.. Hal ini bukan karena kemaruk harta melainkan merupakan tanggung jawab atas karunia hidup yang dianugerahkan kepada kita..

Hidup yang monoton dapat dianalogikan bagaikan mengemudikan kendaraan dijalan yang lurus dan gersang. Yang menghadirkan kejenuhan dalam menjalani hidup yang monoton, yakni: bangun pagi, berangkat kerja dan pulang malam, hanya sebatas untuk dapat makan 3 kali sehari 

Kita makan untuk hidup, tapi hidup bukan untuk makan 

Karena itu perlu membuka pintu hati untuk berusaha meraih kehidupan yang lebih baik.

Tentukan Target 

Tentukan target yang ingin dicapai. 

Fokus 

Kerja keras 

Jangan gampang menyerah

Sukses mencapai target yang pertama hendaknya dilanjutkan dengan mengejar target kedua   Seperti kata peribahasa:"Success is not our destination but a long journey"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun