Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Terlalu Banyak Berpikir Menyebabkan Kita Menjadi NATO

6 Juni 2024   20:26 Diperbarui: 7 Juni 2024   04:16 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

No Action Talking Only 

Berpikir itu baik dan perlu. Pikir itu adalah pelita hati. Berpikir sebelum mengambil keputusan. Berpikir sebelum berbicara. Jangan asmong alias asal ngomong. Tetapi dalam hal apapun bila sudah over atau berlebihan, maka efeknya orang tidak berani berbuat apa apa.. 

Sebagai contoh, saya sering kali ditanya:" Opa masih nyetir?"

Tentu saja saya jawab;"Benar, Sejak dulu hingga kini Opa nyetir kendaraan tidak ada masalah" Saya anggap pertanyaan senada hanyalah sekedar basa basi.

Tetapi bila setiap kali ada yang bertanya,jadi kepikiran bagi saya,maka lama kelamaan saya tidak berani lagi mengemudikan kendaraan .

Karena rasa kuatir yang berlebihan secara tanpa sadar akan menciptakan penjara bagi diri sendiri..

Tapi Karena saya anggap pertanyaan senada hanyalah sekedar basa basi, maka sama sekali tidak ada pengaruh terhadap kehidupan pribadi saya . Yang penting saya sudah harus mengemudikan kendaraan dengan hati hati dan mematuhi rambu rambu lalu lintas. 

Bahwa usia saya 81 tahun, sama sekali bukan halangan untuk mengemudikan kendaraan. Setiap tahun saya wajib medical checkup.. Periksa mata dan telinga serta raport di Driver Lisence saya. Ternyata saya lulus dan Driver Lisence saya diperpanjang.

Jangan Sampai Terpenjara oleh pikiran sendiri 

Berpikir dahulu sebelum bertindak, tentu saja sangat baik agar jangan sampai terjadi penyesalan di kemudian hari. Tetapi orang yang terlalu banyak berpikir atau overthinking akan menyebabkan orang menjadi manusia  peragu. Yang ada dalam pekirannya hanyalah:" jangan jangan begini dan begitu ." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun