Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Monumen Bukti Indonesia Aplikasikan Hidup Bertoleransi

2 April 2024   04:18 Diperbarui: 2 April 2024   04:23 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sewaktu kami berdua masih aktif berkelana dari Sabang hingga Merauke, salah satu daerah yang sudah lama sekali ingin kami kunjungi, akhirnya jadi kenyataan. 

Banyak saran dari nasihat dari teman teman,agar kami membatalkan rencana traveling ke Aceh. 

To the point saja, karena kami berdua menyandang predicate 'double minoritas ". Yakni sudah Tionghoa, Katholik pula lagi. Begitu antara lain nasihat dari beberapa orang teman.. 

Tetapi sebagai orang yang terlahir di negeri Ini , sebelum era kemerdekaan, yakni era Dai Nippon tahun 1943. Kami berdua merasa diri sebagai orang Indonesia. Yang bebas mau berkujung kemana saja, selama tidak melanggar rambu rambu hukum. Karena itu kami berdua bertekad untuk tetap berkunjung ke Aceh

Dokumentasi pribadi/ berfoto bersama Pak Asrul Adami dan Jasman di Kampung Persahabatan Indonesia -Tiongkok 
Dokumentasi pribadi/ berfoto bersama Pak Asrul Adami dan Jasman di Kampung Persahabatan Indonesia -Tiongkok 

Dissmbut Hangat 

Tiba di Bandara Aceh,kami dijemput oleh pak Asrul Adami dan  pak Jasman. Sebelum diantarkan ke hotel, kami diajak. makan masakan khusus Aceh  Tentu saja kami terima dengan segala senang hati. Usai makan, kami diantarkan ke Hotel Lading. 

Kami diterima dengan sangat baik oleh Pak Haji,pemilik hotel tersebut. Kami istirahat Karena sore Hari akan dijemput untuk diajak jalan jalan.

Dokumentasi pribad
Dokumentasi pribad

Kami berdua sempat beristirahat sekitar satu jam. Tak lama kemudian kami dijemput oleh pak Asrul Adami dan Jasman.Diajak minum kopi luwak dan kemudian berkunjung ke Kampung Persahabatan Indonesia - Tiongkok

Menurut penjelasan Jasman, yang adalah pegawai negeri di Banda Aceh, yang mensponsori dan menggalang dananya Jacky Chan.

Bantuan dari Pemerintah Tiongkok untuk Korban tsunami berupa:606 unit rumah tipe 42 di areal 22,4  pada tahun 2004..Pada 19 Juli 2007, kompleks hunian korban tsunami yang menelan dana USD 7 juta atau setara dengan 75 milliar rupiah itu diresmikan.

Bukti Indonesia Aplikasikan Hidup Bertoleransi adalah bahwa masyarakat yang berdomisili di daerah yang dijuluki :"Serambi Mekah" ini, menerima bantuan kemanusiaan yang berasal dari negeri Tiongkok, yang penduduknya mayoritas menemui agama Buddha dan Konghucu.

Selain dari saksi bisu berupa monument dan rumah rumah yang dibangun,juga ada ratusan keluarga yang menjadi saksi hidup atas bantuan kemanusiaan ini.

Kampung persahabatan Indonesia-Tiongkok ini lebih dikenal dengan Kampung Jacky Chan terletak di di perbukitan Desa Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun